Janganlah jatuh cinta kalau tidak siap untuk merasakan bagaimana sakitnya jatuh. Jangan pernah bangun cinta ketika kamu takut untuk bermimpi besar.
Sebab ketika cinta itu mulai terasa, kita akan punya mimpi yang indah. Kekuatan untuk mewujudkan mimpi-mimpi itu, lahir dari harapan terbaikmu. Dan ketika semua itu sulit untuk tercapai, jangan takut jatuh. Sakit memang, sulit memang. Percayalah, tidak akan lama. Bagi hati yang mampu memberi pengertian pada dirinya sendiri, bahwa cinta tak selalu indah. Tapi cinta yang indah itu, ada.
Yang terindah dari jatuh cinta ialah ketika perasaan itu dapat saling kita bagi, dengan seseorang yang kita cinta dan seseorang yang juga mencintai kita. Tentu dalam sebuah hubungan. Entah itu pacaran atu ikatan pernikahan. Dalam sebuah komitmen antara dua individu untuk mencapai taraf kebahagiaan yang jauh lebih baik. Menghabiskan rutinitas harian bersama dan berbagi suka duka.
Cinta tentu punya cara kerjanya sendiri. Menguji hati untuk mencari strategi bertahan dalam menjaga hubungan yang telah dibangun.
Jika kita hidup dua sampai tiga puluh tahun bersama dengan orangtua dan keluarga kita. Setelahnya, kita akan akan menghabiskan sisa umur yang ada dengan pasangan kita. Dan itu jauh lebih lama dari kebersamaan kita dengan orangtua.
Seiring berjalan waktu, kita akan menghadapi berbagai kisah yang kurang manis dengan pasangan kita. Kita bisa saja menghadapi masalah yang berat dan sulit untuk diatasi bersama. Atau kamu mulai merasakan bahwa rutinitas yang selama ini ada, selalu terpaku hanya tentang kamu dan dia saja. Tanpa ada ruang untuk menikmati kesendirian, menjadi diri sendiri. Dan melakukan apa saja yang kamu mau, tanpa memikirkan apakah pasanganmu akan baik-baik saja?
Adakalanya kita mulai ragu, apakah hubungan yang sudah serius ini harus diakhiri atau dipertahankan? Ketika masalah yang ada tak kunjung dapat diselesaikab bersama.
Bagi pasangan yang belum menikah dan terjebak dalam ikatan pacaran menahun. Adakalanya kita malas bertemu si doi dan lebih nyaman sendiri. Ini dilema yang paling sering dialami kaum pria. Bukan karena tidak cinta lagi. Kebanyakan pria merasa, bahwa terlalu sering bersama sepertinya hanya menghabiskan waktu dan uang. Karena setiap hari bertemu, pengeluaran tentu lebih besar untuk hal-hal di luar rencana. Dan tabungan untuk segera menghalalkan si doi juga akan semakin terkuras. Dan hal ini juga yang paling sulit di mengerti oleh si wanita. Walaupun selalu terlintas dipikirannya demikian.
Nah bagi yang sudah menikah. Mereka cenderung menghabiskan rutinitas di luar rumah bersama teman-teman. Pulang hanya untuk istirahat dan tidur. Atau memilih menyibukkan diri dengan kegiatan yang tidak melibatkan si dia. Ketika terpaksa berkomunikasi, kamu mulai memberikan respon datar kepada pasanganmu di rumah.
Quote:
Memang keretakan bermula dari hal-hal seperti ini. Jangan sampai ketika kamu mengalami kejadian tadi, kamu lalu membiarkan masalahnya berlarut. Besar kemungkinan bahwa masalah akan berlanjut ke tahap krisis kepercayaan dan mulai hilangnya kejujuran. IFKNews
Sejatinya, apa pun masalah dalam hidup ini, bisa diatasi. Jangan sampai perasaan bosan membuat kita kehilangan seseorang yang sangat kita cintai dan mencintai kita. Dan jangan kotori hubunganmu dengan perbuatan para pengecut yang suka berbohong demi kepentingan pribadi. Ketidakjujuran hanya akan membuka peluang bagi kebohongan-kebohongan yang lain.
Bagi mereka yang telah berkomitmen serius. Tidak jujur dengan pasangan akan membuatnya lebih nyaman beraktifitas sendiri. Rasa bosan hanya akan mendoktrin otaknya untuk merasakan dan menilai bahwa ada yang jauh lebih menarik dari kekasihnya. Tentu hal ini akan memicu lahirnya 'shadow relation' dan semakin memperkeruh hubungan yang ada.
Kamu akan merasa nyaman berhubungan dalam 'shadow relation' yang kamu ciptakan sendiri. Dan mulai mengabaikan pasanganmu. Perasaan enggan bertemu dan enggan menjadi bagian dari 'real relatiin and real life' kamu, akan selalu kamu alami dan rasakan. Hingga disuatu titik pasangan kamu menyadari semua kebohongan yang kamu ciptakan, hubunganmu akan semakin sulit dipertahankan. Dan besar kemungkinan bahwa akan terjadi pertengkaran yang bahkan disebabkan oleh hal-hal kecil.
Jika kamu mulai tertarik dengan wanita atau pria lain. Tentu penyelesaian dari masalahmu akan semakin jauh dari kata 'mungkin' untuk diperbaiki. Karena tidak ada satu pun orang yang rela dikhianati, meskipun saat itu pasanganmu dalam keadaan khilaf. Dan jika hal itu terjadi, tentu hanya akan menjadi luka seumur hidup dan boomerang yang akan meledak sewaktu-waktu. Maka hindarilah.
Mulailah dengan memperbaiki komunikasi yang ada. Bicarakan apa yang dirasakan dengan pasanganmu. Saat berkomunikasi dengan pasangan,kamh tidak bisa asal bicara saja. Perhatikan waktu dan suasana sekitarmu. Bentuk 'mood' yang pas antara kamu dan pasanganmu.
Suasana dan timing yang tepat akan membuat kalian lebih nyaman berbagi cerita dan masalah yang ada. Sehingga beban yang terasa menyesakkan benar-benar berkurang.
Mulailah untuk memiliki pemikiran yang positif sehingga dapat mejadi lampu merah saat masalah itu datang. Jika butuh waktu sendiri, jangan lama-lama. Memang ada saatnya kita butuh 'me time' tanpa melibatkan si dia. Tapi jangan semua waktumu, kamu habiskan sendiri. Ingat, dia butuh kamu dan kamu butuh dia.
Bagi kamu yang pasangannya sedang butuh waktu sendiri. Kurang-kurangilah untuk terlalu mencurigai semua aktifitasnya saat ia sendiri. Percayakan saja padanya. Jika dia melakukan sesuatu yang mungkin sedang 'menipu' kamu. Kamu akan merasakannya, percayalah.
Saat itu terjadi, komunikasikan dulu. Jangan asal tuduh dan melukai perasaanya. Intinya jangan merasa khawatir berlebihan. Karena itu tak baik bagi hubungan kita.
Terakhir, seberat apa pun permasalahan yang kita hadapi. Jangan ceritakan ke media sosial. Karena permasalahanmu bukan konsumsi publik. Cukup kalian berdua saja. Jika memang butuh teman bercerita. Percayakanlah kepada satu orang saja, sahabatmu yang paling kamu percaya.
Saat kamu memilih bercerita keluargamu, tentu kamu sudah siap jika pasanganmu kehilangan wibawanya di mata keluargamu. Menurutku, sebaiknya tidak ke keluarga. Seburuk apa pun pasanganmu, ia tetap orang yang penting dalam hidupmu. Setidaknya, jagalah harga dirinya di mata keluarga kita. (#CMMIW)