Sebelum Meninggal Dunia, Rizky Sempat Nyanyikan, Tak Ingin Pisah Lagi Hingga Lina Berikan Pujian Ini.....

11.24

Beritaterheboh.com -  Kabar duka datang dari keluarga penyanyi Rizky Febian.

Sang ibunda tercinta, Lina dikabarkan baru saja meninggal dunia.

Kabar meninggalnya mantan istri Sule ini pertama diketahui dari unggahan sang manajer.

Melalui Instagram story-nya, manajer Sule membagikan kabar duka ini.

"Assalamualaikum

Kabar duka datang dari keluarga besar @rizkyfbian di mana ibu tercinta telah berpulang ke rahmatullah dini hari," tulis Panji Komara di Instagramnya.

Ia juga memohon maaf karena Sule dan Rezky jadi tak bisa hadir ke acara yang sudah direncanakan di Surabaya.


"Saya sebagai manager dari kang @ferdiqn_sule mewakili kang Sule & Rizky Febian dengan berat hati mohon maaf yang sebesar-besar kepada pihal @glafidsyamedika_surabaya tidak dapat hadir di acara grand opening glafidsya medika surabaya. Dikiranya dapat dimengerti dan mohon doanya teman-teman sekalian," tambahnya.

Selain itu, Panji juga turut menghaturkan duka cita pada Rizky dan keluarga.

Ia juga meminta maaf karena tak bisa ikut melayat ke Bandung.


Diberitakan sebelumnya Rizky Febian bersama ketiga adiknya menghabiskan waktu liburan bersama sang ibu Lina. Momen kebersamaan dengan mantan istri Sule itu sengaja dilakukan untuk memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember 2019. 

baca juga:

Mantan Istri Sule Meninggal karena Serangan Jantung, Begini Momen Sule Gotong Keranda Jenazah Lina


Selain ketiga adiknya, Putry Delina Andriany Sutisna, Rizwan Adriansyach Sutisna, dan Ferdinan Adriansyach Sutisna, Rizky juga memperkenalkan anggota baru keluarganya dari pernikahan Lina dengan suami barunya. 


Adik Rizky yang masih bayi tersebut diketahui bernama Bintang. Sambil bercanda, putra sulung Sule ini mengatakan adik barunya akan meneruskan jejak keluarganya di dunia seni yang diwariskan dari sang ibu. 

" Jadi kebetulan dedek Bintang itu, pengin meneruskan generasi ayah dan mama. Kebetulan ayah sama mama itu lahir dari dunia seni, dia juga jadi penyanyi, rencananya mau jadi penyanyi dangdut," kata Rizky Febian dikutip Dream dari Youtube Putri Delina, Jumat 27 desember 2019.

Sembari menggendong, penyanyi berusia 21 tahun ini bernyanyi untuk adiknya tersebut. Beberapa lirik di dendangkan oleh pelantun tembang 'Tak Ingin Pisah Lagi'.

" Cukup kau di sampingku, sempurnakan langkahku, menyusuri waktu," ucap Rizky.

Melihat momen putranya ditimang dan dinyanyikan oleh Rizky, Lina langsung memuji suara yang dimiliki putra sulungnya tersebut.

" Aduh, enak dinyanyiin. Mantap dinyanyiin kakaknya," kata Lina tersenyum.

Pria bernama lengkap Rizky Febian Adriansyah Sutisna ini tak lupa mengucapkan hari ibu untuk ibundanya.

" Selamat Hari Ibu, terima kasih atas pengajarannya, semuanya, terus sayang sama Aa, mamanya sehat terus," ungkap Rizky sambil mencium pipi Lina.


Diduga Serangan jantung

 Mantan istri pelawak Sule, Lina meninggal dunia. Lina dikabarkan meninggal akibat serangan jantung.

"Benar," ucap pengacara Lina, Abdurahman T Pratomo saat ditanya detikhot soal kabar Lina meninggal dunia, Sabtu (4/12/2019).

Abdurahman mengaku baru mendapat kabar meninggalnya Lina. Namun dari informasi yang dia dapat, Lina dikabarkan meninggal karena serangan jantung.

"Kurang tahu persis, tapi barusan sekilas serangan jantung," tuturnya.

Abdurahman sendiri baru akan melayat ke rumah duka. Dari intormasi yang dihimpun, Lina dibawa ke rumah duka di Jalan Neptunus, Margahayu Raya, Kota Bandung.

"Saya mau ke sana. Rumahnya di Jalan Neptunus," kata dia.

Kabar tersebut berembus di media sosial dan menjadi heboh hingga beberapa netizen pun mulai bertanya-tanya di kolom komentar Sule.

"Kang bener teh Lina meninggal?" tulis pemilik akun dansha.in.

Selain itu di unggahan Rizky Febian pun ramai ucapan turut berduka cita yang ditulis para fansnya.

"Turut berduka cita kak," tulis meryyy1504.
"Innalillahi. Turut berduka cita kak, semoga mama diberikan tempat terbaik," tulis pemilik akun maisael.(Bt)

from Berita Heboh https://ift.tt/2ZP6I0b
via IFTTT

Mantan Istri Sule Meninggal karena Serangan Jantung, Begini Momen Sule Gotong Keranda Jenazah Lina

10.54

Beritaterheboh.com - Mantan istri pelawak Sule, Lina meninggal dunia. Lina dikabarkan meninggal akibat serangan jantung.

"Benar," ucap pengacara Lina, Abdurahman T Pratomo saat ditanya detikhot soal kabar Lina meninggal dunia, Sabtu (4/12/2019).

Abdurahman mengaku baru mendapat kabar meninggalnya Lina. Namun dari informasi yang dia dapat, Lina dikabarkan meninggal karena serangan jantung.

"Kurang tahu persis, tapi barusan sekilas serangan jantung," tuturnya.

Abdurahman sendiri baru akan melayat ke rumah duka. Dari intormasi yang dihimpun, Lina dibawa ke rumah duka di Jalan Neptunus, Margahayu Raya, Kota Bandung.

"Saya mau ke sana. Rumahnya di Jalan Neptunus," kata dia.

Kabar tersebut berembus di media sosial dan menjadi heboh hingga beberapa netizen pun mulai bertanya-tanya di kolom komentar Sule.

"Kang bener teh Lina meninggal?" tulis pemilik akun dansha.in.

Selain itu di unggahan Rizky Febian pun ramai ucapan turut berduka cita yang ditulis para fansnya.

"Turut berduka cita kak," tulis meryyy1504.
"Innalillahi. Turut berduka cita kak, semoga mama diberikan tempat terbaik," tulis pemilik akun maisael.

Sebelumnya pada 26 Desember lalu, Rizky Febian tampak dalam sebuah video di mana dirinya bersama sang ibu, Lina, dan juga bayi kecil yang digendongnya.

Momen tersebut terekam dalam YouTube adiknya, Putri Delina, yang dibuat untuk merayakan Hari Ibu. Dalam video itu mereka tampak berbelanja di Paris Van Java, Bandung.

Lina diketahui memang sakit semenjak awal Desember lalu. Sule pun pernah menyebut jika anak-anaknya akan menjenguk Lina saat tampil di YouTube Adly Angbeen.

Sule Gotong Keranda Jenazah Mantan Istri


Komedian Sule tampak bersedih atas meninggalnya mantan istri, Lina. Di rumah duka, Sule menggotong keranda jenazah istrinya.

Pantauan detikcom di rumah duka Jalan Neptunus, Margahayu, Raya, Kota Bandung Sabtu (4/12/2019) rumah duka sudah banyak didatangi kerabat dan juga pelayat. Sule juga sudah hadir di rumah duka.

Sule bahkan ikut menggotong keranda jenazah Lina ke mobil ambulans. Jenazah dimasukkan ke ambulans untuk di salatkan di masjid Al Muhajirin yang terletak 100 meter dari rumah duka.


Mata Sule sembab saat menggotong keranda jenazah istrinya. Dia lantas berjalan kaki menuju ke masjid.

Sementara itu, selain Sule, penyanyi Rizki Febian juga terlihat sudah ada di rumah duka. Rizki tak kuasa membendung kesedihan. Matanya sembab saat berjalan menuju ke masjid.

Seperti diketahui, Lina meninggal dunia. Pengacara Lina, Abdurahman T Pratomo menyebut Lina dikabarkan meninggal karena serangan jantung.

"Kurang tahu persis, tapi barusan sekilas serangan jantung," tuturnya saat dikonfirmasi.(detik.com)


from Berita Heboh https://ift.tt/39ANeRy
via IFTTT

Kesal Banjir Belum Surut, Anggota DPRD DKI Kenneth Sidak ke Stasiun Pompa. Ternyata Anies Gak Becus Kerja!

08.54

Beritaterheboh.com - Anggota Komisi D DPRD Provinsi DKI Jakarta, Hardiyanto Kenneth didampingi Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat, Purwanti melakukan inspeksi mendadak (sidak) di stasiun pompa penanggulangan banjir di sejumlah pompa di Jakarta Barat.


Kent, sapaan akrab Hardiyanto Kenneth, terjun langsung dalam melihat fungsi pompa penanggulangan banjir yang ada di Duri Kepa dan Rawa Buaya agar bisa menyedot air yang berada di Daan Mogot, Rawa Buaya dan sekitarnya.


Dan ternyata, kata Kent, pompa tersebut rusak dikarenakan banyaknya sampah yang menyumbat pompa tersebut.


"Pompanya rusak karena banyak sampah yang menyumbat mesin, pantesan lama surutnya banjir di wilayah Daan Mogot, Rawa Buaya dan sekitarnya," kata Kent dalam keterangannya, Jumat (3/1/2020).


Ia pun bersama-sama petugas pompa mencoba membetulkan mesin dan membuang sampah yang menyangkut di pompa tersebut.


Dengan sigap, Kent terjun langsung bersama Petugas Dinas Sumber Daya Air untuk membuang sampah.


Politisi PDI-Perjuangan itu pun langsung meminta  tiga unit pompa mobile agar segera menyedot air yang sudah menggenangi daerah Daan Mogot, Rawa Buaya dan sekitarnya.


"Saya telepon pihak yang berwenang untuk meminta pompa mobile agar merapat ke lokasi untuk menyedot air, agar wilayah Daan Mogot dan Rawa Buaya supaya cepat surut," tuturnya.


Tanpa rasa canggung, Kent dengan sigap bersama petugas Dinas Sumber Daya Air mendorong mesin penyedot banjir agar bisa segera bekerja dengan cepat.


"Puji Tuhan, banjir di sekitaran Daan Mogot dan Rawa Buaya sudah surut sekarang," pungkasnya.


Perlu diketahui, banjir yang menerjang kawasan Jakarta Barat hingga saat ini mulai berangsur-angsur surut setelah dilakukan penyedotan dengan pompa penanggulangan banjir.


Sejumlah jalan di Jakarta Barat yang tergenangi yaitu Jalan Satria Raya misalnya. Dari arah Lampu Merah Grogol sampai Stasiun Grogol.


Demikian juga di Jalan Pangeran Tubagus Angke, dan Jalan Daan Mogot, serta Jalan Perdana.


Ketinggian air banjir di kawasan tersebut rata-rata 20 centimeter sampai 30 centimeter. Sama halnya dengan Jalan Panjang. Arah dari Lampu Merah Kedoya Pesing.


Sementara itu, di Kecamatan Cengkareng jalan yang kebanjiran antara lain Puskemas 1 sampai Jalan Puskesmas Ujung.


Berikutnya, Jalan Ring Road Rawa Buaya. Banjir tersebut juga berimbas ke rumah-rumah warga.




Sidak Waduk Pluit, Jokowi Kaget Lihat Alat Berat Pemprov DKI Tak Beroperasi: Alat Engga Jalan?


Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) melakukan peninjauan secara mendadak ke Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2020).

Presiden ingin memastikan semua alat penanganan banjir yang ada di Waduk tersebut berfungsi secara optimal.

Seperti diketahui, musibah bencana banjir menenggelamkan sejumlah wilayah di DKI Jakarta.

Tak hanya di DKI, banjir serta longsor juga melanda wilayah di Jabodetabek.


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, 43 orang tercatat meninggal dunia akibar bencana alam yang terjadi pada awal tahun 2020.

Presiden Jokowi sidak Waduk Pluit tanpa ditemani sejumlah pejabat termasuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Jokowi datang hanya ditemani pengawalan Paspampres ke lokasi tersebut.


Pengoperasian Waduk Pluit sendiri, berada dibawah tanggungjawab Pemprov DKI Jakarta.

Waduk Pluit selesai dibangun tahun 1973, sedangkan pompanya mulai dibangun tahun 1978 dan selesai 1984.

Rehabilitasi terakhir selesai dilaksanakan tahun 2014.

Jokowi tiba di Waduk Pluit sekitar pukul 08.55 WIB pagi tadi.

Presiden Jokowi pun langsung mengecek ke lokasi dimana sejumlah alat berat bersandar di sisi Waduk Pluit.

Namun, Jokowi kaget saat melihat sejumlah alat berat yang berada dibawah kewenangan Pemprov DKI jakarta ini tak beroperasi.


Jokowi pun langsung bertanya kepada salah seorang operator yang ada di lokasi tersebut.

“Ini (alat) enggak jalan?” tanya Presiden kepada operator alat berat yang ada di lokasi.

“Sedang off dulu Pak,” jawab salah seorang operator.

Setelah berdialog sebentar dengan operator alat berat, Jokowi langsung menuju salah satu rumah pompa Waduk Pluit.

Tribunnews.com



from Berita Heboh https://ift.tt/2tqucg8
via IFTTT

Sidak Waduk Pluit, Jokowi Kaget Lihat Alat Berat Pemprov DKI Tak Beroperasi: Alat Engga Jalan?

08.54

Beritaterheboh.com - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) melakukan peninjauan secara mendadak ke Waduk Pluit, Jakarta Utara, Jumat (3/1/2020).

Presiden ingin memastikan semua alat penanganan banjir yang ada di Waduk tersebut berfungsi secara optimal.

Seperti diketahui, musibah bencana banjir menenggelamkan sejumlah wilayah di DKI Jakarta.

Tak hanya di DKI, banjir serta longsor juga melanda wilayah di Jabodetabek.


Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) merilis, 43 orang tercatat meninggal dunia akibar bencana alam yang terjadi pada awal tahun 2020.

Presiden Jokowi sidak Waduk Pluit tanpa ditemani sejumlah pejabat termasuk Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan.

Jokowi datang hanya ditemani pengawalan Paspampres ke lokasi tersebut.


Pengoperasian Waduk Pluit sendiri, berada dibawah tanggungjawab Pemprov DKI Jakarta.

Waduk Pluit selesai dibangun tahun 1973, sedangkan pompanya mulai dibangun tahun 1978 dan selesai 1984.

Rehabilitasi terakhir selesai dilaksanakan tahun 2014.

Jokowi tiba di Waduk Pluit sekitar pukul 08.55 WIB pagi tadi.

Presiden Jokowi pun langsung mengecek ke lokasi dimana sejumlah alat berat bersandar di sisi Waduk Pluit.

Namun, Jokowi kaget saat melihat sejumlah alat berat yang berada dibawah kewenangan Pemprov DKI jakarta ini tak beroperasi.


Jokowi pun langsung bertanya kepada salah seorang operator yang ada di lokasi tersebut.

“Ini (alat) enggak jalan?” tanya Presiden kepada operator alat berat yang ada di lokasi.

“Sedang off dulu Pak,” jawab salah seorang operator.

Setelah berdialog sebentar dengan operator alat berat, Jokowi langsung menuju salah satu rumah pompa Waduk Pluit.

Jokowi sempat mempertanyakan kondisi mesin pompa Waduk Pluit kepada petugas yang ada di lokasi.

Mengetahui mesin pompa dalam kondisi baik, Presiden pun langsung berucap 'bagus-bagus' dan mengacungkan jempolnya.

Dihubungi secara terpisah oleh Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden, Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono mengatakan bahwa sidak Presiden tersebut merupakan langkah yang tepat.

“Presiden tentunya ingin memastikan Waduk Pluit yang berfungsi sebagai tampungan sementara (polder) yang masuk dari Kali Cideng (termasuk Kali Pakin dan Kali Jelangkeng), anak Kali Ciliwung (Kali Besar) dan saluran drainase sekitarnya dapat beroperasi dengan normal,” ucap Basuki.

Selain itu, waduk ini dilengkapi dengan pompa yang fungsi utamanya pada saat kondisi banjir dan pasang air laut (rob), dimana air akan dipompa dari Waduk Pluit ke laut.

Basuki juga menjelaskan bahwa tampungan Waduk Pluit adalah 3,29 juta m3 yang dilengkapi dengan 3 rumah pompa berkapasitas total 49 m3/detik.


“Daerah yang dilayani Waduk Pluit seluas 2.080 hektar, termasuk di dalamnya pusat kegiatan ekonomi dan pemerintahan (Monas, Pasar Baru, Mangga Dua, Duri, Kota, dll). Waduk Pluit menjadi bagian sistem tata air pada kawasan sekitar Istana,” ucap Basuki.

Normaliasi Kali Ciliwung Baru 16 Kilometer

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menilai metode penanganan banjir normalisasi atau naturalisasi hanya sebuah istilah.

Intinya, sungai harus dilebarkan sehingga volume air yang dikirim dari hulu tidak tumpah melebihi batas tanggul sungai.

"Mau naturalisasi mau normalisasi sama semua. Sungai tetap butuh dilebarkan (supaya tidak banjir lagi)," kata Basuki di Kantor Kemenko Kemaritiman dan Investasi, Jakarta Pusat, Jumat (3/1/2020).

Banjir di sejumlah daerah Jakarta dan sekitarnya akibat debit air yang terlalu tinggi terlebih saat musim hujan.

“Pelebaran sungai supaya penampung air lebih banyak," papar Basuki.

Di sisi lain, Basuki menolak debat yang ditantang Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait metode pengelolaan sungai.

"Saya tidak mau debat. Saya tidak dididik untuk debat," ucap Basuki lagi.

Lihat Videonya:



Artikel ini telah tayang di tribunnewsbogor.com dengan judul Sidak Waduk Pluit, Jokowi Kaget Lihat Alat Berat Pemprov DKI Tak Beroperasi: Alat Engga Jalan?,

from Berita Heboh https://ift.tt/37AyxfG
via IFTTT

Soal Banjir Kepung Jakarta Awal Januari, Ini Komentar Ahok

07.54
Beritaterheboh.com - Mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama, enggan buka suara soal banjir yang melanda wilayah Ibu Kota sejak Rabu, 1 Januari 2020. Basuki alias Ahok menyebut Gubernur DKI Jakarta saat ini, Anies Baswedan, lebih berkapasitas untuk bicara soal bencana tersebut.

"Tanya Pak Anies yang lebih tahu. Pak Anies sudah lebih tahu dan teman temannya (juga) lebih tahu," ujar Ahok kepada Tempo dalam pesan pendek kepada Tempo, Jumat, 3 Januari 2020.

Ahok hari ini sempat mengirimkan pesannya untuk korban bencana di Ibu Kota lewat akun Twitter pribadinya. Ia berharap, bencana banjir yang menimpa baru-baru ini segera kelar.

"Semoga banjir ini cepat berlalu dan kondisi pulih kembali," kata Ahok dalam cuitan yang langsung direspons ribuan pengguna Twitter.

Ahok yang kini menjabat Komisaris Utama PT Pertamina Persero ini pun turut berkabung atas bencana yang menerjang hingga memakan korban jiwa. Sembari menautkan tagar #banjir2020, Ahok menyatakan turut berduka cita.

Tak sampai di situ, Ahok meminta warga yang bermukim di daerah aliran sungai atau DAS di Jakarta dan sekitarnya was-was seumpama hujan deras kembali turun. "Untuk warga yang tinggal di DAS, agar selalu waspada," ucapnya.

Pada pengujung April 2019 lalu, Ahok sudah lebih dulu angkat suara soal kemungkinan penyebab banjir yang melanda Ibu Kota. Ia mengatakan banjir tersebab oleh pompa air yang terlambat diaktifkan.

Menurut Ahok kala itu, pompa air semestinya sudah aktif sebelum debit air hujan tinggi. "Saya orang tambang, teori tambang ngidupin pompanya telat, udah terlalu tinggi bisa tidak keburu. Saya kira mungkin tergenang itu karena mungkin ada pompa yang telat," kata Ahok di kawasan Menteng, 30 April 2019.

Kemungkinan lain penyebab banjir Jakarta, tutur Ahok, adalah saringan air yang tersumbat ranting atau sampah. Di era kepemimpinannya, yakni 2014-2017, Ahok menyebut persoalan kayu ranting yang menutupi saringan ketika hujan turun ditengarai menyebabkan genangan karena menghambat air cepat surut.

Karena itu, ujar Ahok, pemerintah provinsi dulu selalu menaruh alat berat untuk menyisir ranting atau sampah di sekitar saringan air. Banjir melanda Ibu Kota dan sejumlah wilayah di Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi sejak 1 Januari lalu. Banjir ini menyebabkan sejumlah aktivitas ekonomi tersendat.(Tempo.co)

from Berita Heboh https://ift.tt/2u9s5h1
via IFTTT
Iran vows revenge and 'harsh retaliation' after U.S. kills its top general - NBCNews.com

Iran vows revenge and 'harsh retaliation' after U.S. kills its top general - NBCNews.com

22.02
Iran vows revenge and 'harsh retaliation' after U.S. kills its top general - NBCNews.com

Iran vowed to seek revenge on the United States on Friday after an American airstrike killed one of the country's most powerful military and political figures.

The U.S. bombing near Baghdad airport killed Qassem Soleimani, the high-profile commander of Iran's secretive Quds Force and sometimes described as the country's second most influential person.

"The great nation of Iran will take revenge for this heinous crime," Iranian President Hassan Rouhani tweeted after the news was confirmed.

Iran's Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei said a "harsh retaliation is waiting for the criminals whose filthy hands spilled his blood." The country's foreign minister, Javad Zarif, called the U.S. strike "an act of state terrorism and a violation of Iraq's sovereignty."

Soleimani was one of the most influential figures in the Middle East, having developed a network of powerful militia groups whose clandestine reach stretched into Iraq, Syria and beyond.

His death is a major escalation in the recent tensions between Washington and Tehran, and Friday morning local time, the State Department urged all U.S. citizens "to depart Iraq immediately" because of the increased risk.

The strike was directed by President Donald Trump; House Speaker Nancy Pelosi, D-Calif., called on the administration to immediately brief lawmakers. She said the bombing was carried out without "authorization for use of military force" against Iran and without the consultation of Congress.

Multiple domestic U.S. law enforcement agencies said they were keeping a watchful eye on events overseas and ready to react as necessary.

Iran's supreme leader, Ayatollah Ali Khamenei, with the commander of the Iranian Revolutionary Guard's Quds Force, Gen. Qassem Suleimani, at a religious ceremony in Tehran.AFP - Getty Images file

The strike was met with caution by the United Kingdom, one of Washington's biggest allies that in the past has backed it in the Middle East and elsewhere.

"We have always recognized the aggressive threat posed by the Iranian Quds Force led by Qassem Soleimani," British Foreign Secretary Dominic Raab said. "Following his death, we urge all parties to de-escalate. Further conflict is in none of our interests."

Let our news meet your inbox. The news and stories that matters, delivered weekday mornings.

France's deputy minister for foreign affairs, Amelie de Montchalin, told her country's RTL radio station that the airstrike meant "we are waking up in a more dangerous world."

Secretary of State Mike Pompeo said in a series of tweets that he has been calling world leaders to reassure them that the "U.S. remains committed to de-escalation." But asked on CNN about the reaction from Paris, Pompeo said, "The French are just wrong about that."

Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu is cutting short his visit to Greece and was due back in Israel Friday.

"Just as Israel has the right of self-defense, the United States has exactly the same right," he said, adding that Trump "deserves all the credit for acting swiftly, forcefully and decisively."

In addition to being Iran's most senior general, Soleimani also held huge political clout, with many considering his influence second only to that of the supreme leader himself.

His Quds Force is a unit in Iran's powerful Islamic Revolutionary Guard Corps and classified as a terrorist group by the U.S. and others.

The Iranian militias he cultivated are "responsible for the deaths of hundreds of American and coalition service members and the wounding of thousands more," according to the Department of Defense, which confirmed his death early Friday local time.

Hours after Soleimani's death, Iran announced that Brig. Gen. Esmail Ghaani would replace him as head of the Quds Force, according to the country's semi-official ISNA news agency.

Jan. 3, 202002:58

Another man, Abu Mahdi al-Muhandis, said to be the deputy of the militias' umbrella group and a close adviser to Soleimani, was also killed in the U.S. airstrike, according to Iraqi television reports.

The deaths drew strong censure from Iraq's caretaker prime minister, Adel Abdul-Mahdi, who expressed his "utmost condemnation of the American administration’s assassination of the two martyrs" and called them "great symbols in achieving victory against the terrorist group ISIS."

The U.S. has around 5,000 troops in Iraq at the invitation of the government, their brief to assist government troops in the fight against the Islamic State militant group.

But the Iraqi government also recognizes and supports the militia groups, many of which are backed by Iran.

The country's prime minister called Soleimani's killing "a flagrant violation of the conditions for the presence of the American forces in Iraq,'' pointing out that "its role is limited to training Iraqi forces and fighting ISIS within the international coalition forces, under the supervision and approval of the Iraqi government."

Iraqi President Barham Salih told NBC News that "the situation in Iraq is very fragile, very precarious."

He said, "I urge restraint on all sides. Iraq cannot be condemned to another cycle of violence. We have had too many wars over the last four decades. The situation now is very dangerous, no doubt, and that is why I am urging calm."

The airstrikes also prompted some celebrations in Baghdad on Friday, with Pompeo tweeting a video that he said showed Iraqis "dancing in the street for freedom."

In recent months, protests have erupted in the Iraqi capital. The demonstrators are angry at corruption and unemployment but also what they see as the complicity of neighboring Iran in their affairs.

Soleimani was a key figure in his country's involvement in Syria, where it was allied with Russia in supporting President Bashar al-Assad.

Russia's foreign ministry called the killing "an adventurist step" by the U.S. that would lead to increased tensions throughout the region, according to the Interfax news agency.

Meanwhile China urged "all parties concerned, especially the United States, to maintain calm and restraint and to avoid the further escalation of tension," foreign ministry spokesman Geng Shuang told a press briefing Friday.

Let's block ads! (Why?)



2020-01-03 13:22:00Z
https://ift.tt/39AzOFg
52780536809258
Iran vows revenge and 'harsh retaliation' after U.S. kills its top general - NBCNews.com

Iran vows revenge and 'harsh retaliation' after U.S. kills its top general - NBCNews.com

22.02
Iran vows revenge and 'harsh retaliation' after U.S. kills its top general - NBCNews.com

Iran vowed to seek revenge on the United States on Friday after an American airstrike killed one of the country's most powerful military and political figures.

The U.S. bombing near Baghdad airport killed Qassem Soleimani, the high-profile commander of Iran's secretive Quds Force and sometimes described as the country's second most influential person.

"The great nation of Iran will take revenge for this heinous crime," Iranian President Hassan Rouhani tweeted after the news was confirmed.

Iran's Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei said a "harsh retaliation is waiting for the criminals whose filthy hands spilled his blood." The country's foreign minister, Javad Zarif, called the U.S. strike "an act of state terrorism and a violation of Iraq's sovereignty."

Soleimani was one of the most influential figures in the Middle East, having developed a network of powerful militia groups whose clandestine reach stretched into Iraq, Syria and beyond.

His death is a major escalation in the recent tensions between Washington and Tehran, and Friday morning local time, the State Department urged all U.S. citizens "to depart Iraq immediately" because of the increased risk.

The strike was directed by President Donald Trump; House Speaker Nancy Pelosi, D-Calif., called on the administration to immediately brief lawmakers. She said the bombing was carried out without "authorization for use of military force" against Iran and without the consultation of Congress.

Multiple domestic U.S. law enforcement agencies said they were keeping a watchful eye on events overseas and ready to react as necessary.

Iran's supreme leader, Ayatollah Ali Khamenei, with the commander of the Iranian Revolutionary Guard's Quds Force, Gen. Qassem Suleimani, at a religious ceremony in Tehran.AFP - Getty Images file

The strike was met with caution by the United Kingdom, one of Washington's biggest allies that in the past has backed it in the Middle East and elsewhere.

"We have always recognized the aggressive threat posed by the Iranian Quds Force led by Qassem Soleimani," British Foreign Secretary Dominic Raab said. "Following his death, we urge all parties to de-escalate. Further conflict is in none of our interests."

Let our news meet your inbox. The news and stories that matters, delivered weekday mornings.

France's deputy minister for foreign affairs, Amelie de Montchalin, told her country's RTL radio station that the airstrike meant "we are waking up in a more dangerous world."

Secretary of State Mike Pompeo said in a series of tweets that he has been calling world leaders to reassure them that the "U.S. remains committed to de-escalation." But asked on CNN about the reaction from Paris, Pompeo said, "The French are just wrong about that."

Israeli Prime Minister Benjamin Netanyahu is cutting short his visit to Greece and was due back in Israel Friday.

"Just as Israel has the right of self-defense, the United States has exactly the same right," he said, adding that Trump "deserves all the credit for acting swiftly, forcefully and decisively."

In addition to being Iran's most senior general, Soleimani also held huge political clout, with many considering his influence second only to that of the supreme leader himself.

His Quds Force is a unit in Iran's powerful Islamic Revolutionary Guard Corps and classified as a terrorist group by the U.S. and others.

The Iranian militias he cultivated are "responsible for the deaths of hundreds of American and coalition service members and the wounding of thousands more," according to the Department of Defense, which confirmed his death early Friday local time.

Hours after Soleimani's death, Iran announced that Brig. Gen. Esmail Ghaani would replace him as head of the Quds Force, according to the country's semi-official ISNA news agency.

Jan. 3, 202002:58

Another man, Abu Mahdi al-Muhandis, said to be the deputy of the militias' umbrella group and a close adviser to Soleimani, was also killed in the U.S. airstrike, according to Iraqi television reports.

The deaths drew strong censure from Iraq's caretaker prime minister, Adel Abdul-Mahdi, who expressed his "utmost condemnation of the American administration’s assassination of the two martyrs" and called them "great symbols in achieving victory against the terrorist group ISIS."

The U.S. has around 5,000 troops in Iraq at the invitation of the government, their brief to assist government troops in the fight against the Islamic State militant group.

But the Iraqi government also recognizes and supports the militia groups, many of which are backed by Iran.

The country's prime minister called Soleimani's killing "a flagrant violation of the conditions for the presence of the American forces in Iraq,'' pointing out that "its role is limited to training Iraqi forces and fighting ISIS within the international coalition forces, under the supervision and approval of the Iraqi government."

Iraqi President Barham Salih told NBC News that "the situation in Iraq is very fragile, very precarious."

He said, "I urge restraint on all sides. Iraq cannot be condemned to another cycle of violence. We have had too many wars over the last four decades. The situation now is very dangerous, no doubt, and that is why I am urging calm."

The airstrikes also prompted some celebrations in Baghdad on Friday, with Pompeo tweeting a video that he said showed Iraqis "dancing in the street for freedom."

In recent months, protests have erupted in the Iraqi capital. The demonstrators are angry at corruption and unemployment but also what they see as the complicity of neighboring Iran in their affairs.

Soleimani was a key figure in his country's involvement in Syria, where it was allied with Russia in supporting President Bashar al-Assad.

Russia's foreign ministry called the killing "an adventurist step" by the U.S. that would lead to increased tensions throughout the region, according to the Interfax news agency.

Meanwhile China urged "all parties concerned, especially the United States, to maintain calm and restraint and to avoid the further escalation of tension," foreign ministry spokesman Geng Shuang told a press briefing Friday.

Let's block ads! (Why?)



2020-01-03 13:22:00Z
https://ift.tt/39AzOFg
52780536809258