Demi Formula E, Dana Alokasi Rehabilitasi Sekolah Dipotong. Ini Rincian Potongannya

07.11
Beritaterheboh.com - Pemprov DKI harus memotong banyak dana alokasi demi mengadakan perhelatan Formula E pada 2020. Dimulai dari pemangkasan dana revitalisasi GOR dan stadion sebesar Rp 320,5 miliar di Dispora hingga pemangkasan alokasi sebesar Rp 455,4 miliar untuk rehabilitasi sekolah di Disdik DKI.

Anggota Fraksi PSI DKI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo menilai, langkah pemotongan anggaran tersebut menunjukan Gubernur Anies Baswedan telah mengorbankan kepentingan besar bagi masyarakat demi terwujudnya penyelenggaraan Formula E yang membutuhkan biaya Rp 1,16 triliun.

"Sebagai pemilik kuasa anggaran, politik anggaran Pak Gubernur mestinya berpihak pada rakyat. Bukan justru menghambur-hamburkan triliunan uang rakyat hanya untuk 'event' satu hari saja,” kata Ara, di Jakarta, Selasa (12/11/2019).

Menurut dia, pemotongan alokasi untuk mendukung kesiapan DKI menjadi tuan rumah Formula E sangat tidak tepat dan bisa diterima logika publik. Terlebih DKI sedang mengalami defisit anggaran.

Adanya pemotongan anggaran, maka revitalisasi 12 GOR dan stadion, serta rehabilitasi 25 gedung sekolah atau 518 ruang kelas SD terancam mandek.

"Sebanyak 16.000 anak-anak SD kita tidak mendapatkan hak pendidikan yang memadai. Ini menandakan kepedulian Pak Anies terhadap masa depan pemuda dan pelajar sangat rendah," lanjut Ara.


Pihaknya meyakini perhelatan Formula E di DKI tidak urgent. Bahkan terkesan pemborosan. Kalaupun gubernur menilai event itu penting maka harus menggunakan strategi lain yang telah diterapkan Jerman, Inggris, Prancis dan AS sewaktu menjadi tuan rumah Formula E.

Negara-negara tersebut, ujar dia, hanya menyediakan venue saja. Sedangkan pembiayaan acara dibebankan kepada produsen mobil listrik atau swasta, tidak dibebankan kepada APBD yang sumbernya dari rakyat.

"Pemprov DKI perlu strategi baru. Jangan semuanya dibebankan pada uang rakyat. Negara-negara lain tidak ada yang pakai uang rakyat. Murni semuanya ditopang dan disponsori oleh produsen mobil dan pihak-pihak swasta lainnya," ujarnya. (beritasatu.com)


from Berita Heboh https://ift.tt/2X7Ldqc
via IFTTT
Mengungkap Tragedi Berdarah Santa Cruz 28 Tahun Lalu

Mengungkap Tragedi Berdarah Santa Cruz 28 Tahun Lalu

09.37

Liputan6.com, Jakarta - Wartawan Amerika Allan Nairn memutuskan maju ke depan menerobos kerumunan massa di kompleks pemakaman Santa Cruz, Dili, 12 November 1991 lalu. Naluri jurnalisnya mengatakan bakal terjadi sesuatu terhadap masyarakat sipil.

Kala itu, massa dari mahasiswa dan pemuda berdemontsrasi memprotes kematian Sebastião Gomes, aktivis pro-kemerdekaan, yang ditembak mati tentara Indonesia. Mereka membawa spanduk bertuliskan tuntutan kemerdekaan dan meneriakkan slogan-slogan bernada menghina petugas. "Usir ABRI!.. Viva Xanana!... Viva Fretilin!"

Allan melihat di jalanan anggota ABRI --kini TNI-- mendekat kepada kerumunan massa di Santa Cruz. Mereka berseragam lengkap dengan menenteng senapan otomatis M16 dari Amerika Serikat. "Itu negara saya,” ucap Allan.

Melihat gelagat tak baik, Ia pun merangsek ke depan dengan menyelinap kerumunan massa untuk mencegah terjadinya pertumpahan darah. Karena personel tentara yang berdatangan kian banyak.

“Tentara yang berdatangan makin banyak jumlahnya, hingga ribuan. Jadi saya memutuskan harus maju ke depan kerumunan karena kami pikir bisa mencegah pembantaian,” ucap dia.

Allan berharap sebagai jurnalis asing, mungkin bisa bertindak sebagai perisai antara tentara yang mendekat dan rakyat Timor yang berkumpul dalam peringatan itu.

Tapi sebaliknya, Ia malah dipukuli dan tentara Indonesia mulai menembak ke arah kerumunan. “Kapten itu menembak secara sistematis dan darah memenuhi jalanan,” kenang Allan.

Tragedi berdarah ini menewaskan 271 orang -- versi pemerintah 19 orang dan Komisi Penyelidik Nasional (KPN) 50 orang--, 382 terluka, dan 250 menghilang. Salah satu yang meninggal adalah warga Selandia Baru, Kamal Bamadhaj, yang merupakan pelajar ilmu politik dan aktivis HAM berbasis di Australia.

Sintong Panjaitan, yang kala itu menjabat Panglima Kodam IX/Udayana menyebut, satuan penindak huru-hara tidak memiliki peralatan dalam mengatasi demonstran yang kian brutal. Rompi antipeluru dan perisai juga tak ada. Mereka tanpa gas air mata, senapan peluru karet, pentungan karet maupun watercannon.

"Bahkan pada waktu itu, dua pleton Yonif-303 tidak memakai helm. Mereka mengenakan pakaian dinas lapangan bercorak 'loreng Malvias' dengan topi rimba yang rawan terhadap pelemparan batu ke arah kepala," tulis Hendro Subroto dalam bukunya, Sintong Panjaitan, Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando, yang dikutip Liputan6.com, Senin (11/11/2019).

Dua pleton Yonif-303 itu hanya memegang senapan serbu M16A1 di tangan. Sehingga secara psikologis, hal itulah yang merangsang terjadinya kecenderungan untuk menembak.

Usai penembakan, Kolonel Dolfi Rondonuwu yang memantau aksi demonstrasi menyaksikan para korban tergeletak berlumuran darah di luar dan dalam pekuburan Santa Cruz. Beberapa orang anggota Yonif 744 pun menangis karena tidak menduga akan terjadi malapetaka seperti itu. Mereka menyadari bahwa itu merupakan kesalahan.

"Mengapa sampai terjadi begini? kata seorang prajurit Yonif 744.

Kolonel Dolfi menilai keberhasilan operasi teriotorial selama lebih dari dua tahun, rusak dalam sekejap akibat peristiwa berdarah ini.

2 dari 4 halaman

Sabotase

Panglima Kodam IX/Udayana, yang kala itu dijabat Sintong Panjaitan merasa insiden berdarah di Dili 28 tahun lalu mengandung unsur sabotase. Tragedi penembakan itu dinilainya jauh dari kebiasan ABRI.

"Itu bertentangan dengan kebiasaan dan melawan kebiasaan kita. Alangkah bodohnya saya kalau sampai memerintahkan petugas keamanan melakukan penembakan," ujar Sintong.

Dia menegaskan, dalam menangani demonstran, jangan sampai ada pengunjuk rasa yang mati. Namun kenyataan di lapangan, terjadi sebaliknya.

Karenanya Ia merasa operasi teritorial ini disabot dua arah. Yaitu dari kawan dan juga lawan. Namun ia tidak mengatakan pihak kawan telah berkhianat. Tapi mereka melakukan tindakan yang dianggapnya keras dan berlebihan.

Dengan begitu, Sintong menyimpulkan, hal itu merupakan sabotase baik yang dilakukan orang anti-RI maupun mereka yang selalu menuduh bahwa Kolakops terlalu lemah dan kurang keras terhadap mereka yang anti-RI.

Dalam menanggapi kesimpulan Komisi Penyelidik Nasional (KPN) tentang adanya aparat keamanan yang di luar komando, Sintong mengakui bahwa itu benar. Mereka juga tentara dengan berpakaian preman atau militer yang tidak teratur di luar komando. "Ikut menembak di situ," tegas dia.

Keberadaan orang-orang yang tidak dikenal ini juga diamini Kolonel Binsar Aruan, sebagai Komandan Sektor C, berdasarkan masukan informasi yang ia terima.

3 dari 4 halaman

Pemicu Insiden

Sebelum insiden berdarah di Santa Cruz, delegasi yang terdiri dari anggota parlemen Portugal dan 12 wartawan mengunjungi Timor Timur pada Oktober 1991. Para mahasiswa telah bersiap-siap menyambut kedatangan delegasi ini.

Namun rencana ini dibatalkan setelah pemerintah Indonesia mengajukan keberatan atas rencana kehadiran Jill Joleffe sebagai anggota delegasi itu. Joleffe adalah seorang wartawan Australia yang dipandang mendukung gerakan kemerdekaan Fretilin.

Pembatalan ini menyebabkan kekecewaan mahasiswa pro-kemerdekaan yang berusaha mengangkat isu-isu perjuangan di Timor Timur. Situasi pun memanas antara pihak pemerintah Indonesia dan para mahasiswa.

Puncaknya pada 28 Oktober, konfrontasi antara aktivis pro-integrasi dan kelompok pro-kemerdekaan pecah yang kala itu tengah melakukan pertemuan di gereja Motael Dili.

Pada akhirnya, Afonso Henriques dari kelompok pro-integrasi tewas dalam perkelahian dan seorang aktivis pro-kemerdekaan, Sebastião Gomes yang ditembak mati oleh tentara Indonesia.

Peristiwa ini menyulut amarah mahasiswa dan pemuda Bumi Loro Sae. Hingga meletusnya Santa Cruz pada 12 November 1991.

Tragedi Santa Cruz ini melorotkan citra Indonesia di mata dunia internasional. Peristiwa penembakan itu seolah menjadi titik balik dari semua perjuangan, pengorbanan, dan pembangunan yang dilakukan pemerintah Indonesia di Timor Timur.

Dampak Tragedi Santa Cruz sangat luar biasa. Mata negara asing menyorot tajam ke Indonesia. Ini membuat perjuangan diplomasi yang menjelaskan keberhasilan pembangunan di Timtim seakan menjadi sia-sia.

Negara yang sebelumnya memberi lampu hijau atas Operasi Seroja (1975) langsung berbalik drastis bereaksi negatif. Mereka mempertanyakan, kematian 250 warga setempat dan melukai 382 orang dalam sebuah pemakaman seorang warga anti-integrasi.

Buntutnya, Amerika Serikat membatalkan program pertukaran belajar perwira militer (Exchange International Military Education and Training) secara sepihak.

Ini menjadi sejarah kelam Indonesia terkait perjalanan Bumi Timor Loro Sae.

4 dari 4 halaman

Saksikan juga video menarik berikut ini:

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2pdcmLW
November 12, 2019 at 07:32AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2pdcmLW
via IFTTT
アマゾン、シアトル市議選で支援候補大半が落選 1.6億円の巨額献金が裏目に - Newsweekjapan

アマゾン、シアトル市議選で支援候補大半が落選 1.6億円の巨額献金が裏目に - Newsweekjapan

09.37
  1. アマゾン、シアトル市議選で支援候補大半が落選 1.6億円の巨額献金が裏目に  Newsweekjapan
  2. 米アマゾン、シアトル市議会選巡る巨額献金が裏目に  ロイター (Reuters Japan)
  3. Google ニュースですべての記事を表示

アマゾン、シアトル市議選で支援候補大半が落選 1.6億円の巨額献金が裏目に - Newsweekjapan
続きを読む
Plants Get Creative to Fend Off Foraging Insects - Inside Science News Service

Plants Get Creative to Fend Off Foraging Insects - Inside Science News Service

09.37
Plants Get Creative to Fend Off Foraging Insects  Inside Science News Service
Plants Get Creative to Fend Off Foraging Insects - Inside Science News Service
Read More
Flexible yet sturdy robot is designed to 'grow' like a plant: Its extendable appendage can meander through tight spaces and then lift heavy loads - Science Daily

Flexible yet sturdy robot is designed to 'grow' like a plant: Its extendable appendage can meander through tight spaces and then lift heavy loads - Science Daily

09.37
Flexible yet sturdy robot is designed to 'grow' like a plant: Its extendable appendage can meander through tight spaces and then lift heavy loads  Science Daily
Flexible yet sturdy robot is designed to 'grow' like a plant: Its extendable appendage can meander through tight spaces and then lift heavy loads - Science Daily
Read More
Kuburan Band Keliling Bandung Naik Angkot Demi Lagu Baru

Kuburan Band Keliling Bandung Naik Angkot Demi Lagu Baru

09.37

Liputan6.com, Jakarta - Lama tak terdengar kabarnya, Kuburan Band kini kembali menggebrak industri musik Tanah Air lewat lagu terbarunya "Saredona". Lagu tersebut masuk ke dalam album mereka bertajuk The Golden Hit Album.

Uniknya, album yang dirilis pada 11 September 2019 ini hanya berisi satu lagu, yakni "Saredona". Waktu perilisan lagu tersebut juga menandai 18 tahun perjalanan karier Kuburan Band di belantika musik Indonesia.

Meski tak lagi berada di bawah naungan label musik, Kuburan Band tak patah semangat untuk mempromosikan lagu terbaru mereka. Bahkan, para personel band yang identik dengan riasan seram ini mengelilingi Kota Bandung menggunakan angkutan perkotaan (angkot).

"Jadi kita tanggal 11 itu melakukan pemutaran paksa. Berkeliling kota Bandung menggunakan angkot ke sekitar delapan radio dari pagi sampai malam," ujar Denny, pemain bas Kuburan Band, dalam wawancara Facebook Live bersama Liputan6.com di Gondangdia, Jakarta Pusat, baru-baru ini.

2 dari 5 halaman

Tidak Diputar Serempak

Terkait istilah pemutaran paksa, Denny menjelaskan lebih lanjut bahwa "Saredona" tidak diputar serempak di radio. Para personel Kuburan Band secara pribadi mendatangi beberapa radio untuk memaksa para penyiarnya memutarkan lagu terbaru mereka.

3 dari 5 halaman

Takut Tidak Dilihat

"Kita takut di radio dianggap vakum. Jadi pas tanggal 11 September mau merilis lagu, kita adakan pemutaran paksa. Karena kalau pemutaran serempak, takutnya penyiar radio kayak, 'Ini siapa nih?' Takutnya enggak dilihat," sambung Denny.

4 dari 5 halaman

Tak Terikat Label Musik

Denny kemudian menekankan kembali bahwa Kuburan Band tak lagi terikat dengan label musik mana pun. Oleh karena itu, aspek promosi menjadi sebuah tantangan bagi band yang dibentuk pada tahun 2001 ini.

"Kan kita sekarang indie. Jadi enggak ada yang bantuin untuk ngeblast-nya segala macam. Jadi kita datengin aja radio, 'Nih, harus diputer nih'," ungkapnya.

5 dari 5 halaman

Video Musik

Sementara itu, video musik "Seradona" telah diunggah di kanal YouTube Kuburan Band Official pada 30 September 2019 lalu. Hingga berita ini ditulis, video tersebut telah disaksikan lebih dari dua juta kali.

(Affiyah Tri Yuni Sari/Mgg)

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2pTshiX
November 12, 2019 at 07:30AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2pTshiX
via IFTTT
Tak Dipanggil Timnas, Para Pemain MU Bikin Kamp Pelatihan Sendiri di Dubai

Tak Dipanggil Timnas, Para Pemain MU Bikin Kamp Pelatihan Sendiri di Dubai

09.37

Liputan6.com, Manchester - Manchester United (MU) mempersilakan sejumlah pemain menggelar kamp pelatihan mini di Dubai, Uni Emirat Arab selama jeda internasional. Hal ini agar para pemain latihan dalam suasana yang berbeda,

Sejumlah pemain MU tidak dipanggil tim nasional mereka selama periode jeda internasional itu. Mereka pun memilih untuk tetap berlatih bersama, namun tidak di

Seperti dilansir Sky Sports, mini kamp pelatihan ini atas inisiatif para pemain Setan Merah. Para pemain membuat keputusan sendiri untuk pergi ke Dubai, sementara mereka juga akan membawa beberapa anggota staf pelatih MU bersama mereka.

Namun, tidak semua orang pergi, karena beberapa mungkin menetap di Carrington untuk memulihkan diri dari cedera agar dapat turun dalam pertandingan MU di Liga Inggris berikutnya atau pekan ke-13.

Tampaknya para pemain MU ingin memastikan mereka dalam kondisi yang baik segera setelah jeda internasional berakhir. Mereka ingin melanjutkan catatan positif lima kemenangan dalam enam pertandingan terakhir di semua kompetisi.

2 dari 3 halaman

Kembalinya Martial

Terbaru, MU menang 3-1 atas Brighton and Hove Albion di Old Trafford dalam pertandingan lanjutan Liga Inggris akhir pekan lalu. Kemenangan itu mengatrol posisi anak-anak asuhan Ole Gunnar Solskjaer ke peringkat ketujuh.

Kembalinya Anthony Martial ke lapangan setelah mengalami cedera, tak dipungkiri menjadi salah satu momentum performa MU membaik. Penampilan Marcus Rashford juga tengah menanjak sejauh ini.

3 dari 3 halaman

Hadapi Sheffield United

Berikutnya, MU harus tandang ke markas Sheffield United pada Minggu (24/11/2019). Berstatus tim promosi, Sheffield United tampil mengejutkan sejauh ini hingga mampu menduduki peringkat kelima di klasemen sementara Liga Inggris.

Saksikan video pilihan di bawah ini

Let's block ads! (Why?)


https://ift.tt/2O00eGo
November 12, 2019 at 07:30AM from Berita Terkini, Kabar Terbaru Hari Ini Indonesia dan Dunia - Liputan6.com https://ift.tt/2O00eGo
via IFTTT