Tampilkan postingan dengan label Kabar Terbaru. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Kabar Terbaru. Tampilkan semua postingan

Jaga Situasi Kamtibmas, TNI – Polri Giatkan Patroli Bersama Selama Ramadhan

15.01

SERANG, KabarXXI.Com – Jajaran Kepolisian Resor Serang (Polres Serang), Polda Banten, menggelar patroli gabungan bersama Tentara Republik Indonesia (TNI) dalam rangka menjaga situasi keamanan dan ketertiban masyarakat (Kamtibmas) yang kondusif selama bulan suci Ramadhan 1440 H, khususnya di wilayah Hukum Polres Serang, Polda Banten.

"Patroli gabungan bersama TNI ini kami lakukan untuk menunjukkan kekompakan dan tanggungjawab yang besar dalam menjaga situasi keamanan selama Ramadhan," kata Kapolres Serang, AKBP Indra Gunawan usai rapat di Mapolres Serang, Jumat, 24 Mei 2019.

Ia menjelaskan, kegiatan patroli dilakukan 24 jam selama Ramadhan dengan menyisir sejumlah titik rawan terjadi kegiatan yang dapat mengganggu Kamtibmas.

"Patroli gabungan ini juga bagian dari upaya mengantisipasi munculnya penyakit masyarakat selama bulan suci Ramadhan," ujarnya.

Ia mengatakan, patroli gabungan ini juga bagian dari sinergitas antara pihak TNI dan Polri serta melibatkan masyarakat yang merupakan bagian dari mitra pihak Kepolisian.

"Menjaga Kamtibmas dan mengantisipasi penyakit masyarakat tidak hanya tugas aparat keamanan saja tetapi tanggungjawab bersama, termasuk unsur masyarakat," ujarnya.

Pihaknya juga mengimbau kepada warga untuk bisa menjadi Polisi bagi dirinya sendiri, dalam artian selalu hati-hati, mawas diri dan melaporkan setiap kejadian yang mencurigakan di lingkungan masing-masing.

"Aktifkan juga kegiatan ronda malam sebagai bagian mengantisipasi terjadinya aksi kriminal, juga jangan takut melaporkan setiap kejadian apa saja yang dilihat di sekitar kita karena Polisi selalu ada untuk warga," ujar Kapolres Serang. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/jaga-situasi-kamtibmas-tni-polri.html

Siapkan Pengamanan Idul Fitri 2019, Polres Serang Gelar Latihan Pra Operasi Ketupat Kalimaya 2019

15.01

SERANG, KabarXXI.Com – Dalam melaksanakan pengamanan rangkaian Hari Idul Fitri 1440 H, berbagai persiapan pengamanan telah dilakukan sejak dini.

Operasi Kepolisian terpusat bersandikan “Ketupat Kalimaya 2019” akan dilaksanakan selama 13 hari terhitung sejak 29 Mei - 10 Juni 2019.

Namun sebelum pelaksanaan operasi tersebut dilaksanakan, Polres Serang, Polda Banten melaksanakan Pelatihan Operasi untuk meningkatkan profesionalisme dalam pelaksanaan rangkaian operasi nantinya.

Upacara pembukaan latihan Pra Operasi Ketupat Kalimaya 2019 Polres Serang dilaksanakan di Aula Mapolres Serang, Jum’at, 24 Mei 2019.

Upacara Latihan Pra Operasi (Lat Pra Ops) Ketupat Kalimaya 2019 di Polres Serang dibuka secara resmi oleh Wakapolres Serang Kompol Agung Cahyono.

Pada kesempatan itu, ia membacakan amanat Kapolres Serang yang pada intinya mengucapkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atasnya diberikan kesempatan untuk melaksanakan upacara pembukaan pelatihan Ops Ketupat Kalimaya 2019.

“Situasi Kamtibmas yang meningkat menjelang Hari Raya Idul Fitri menjadi atensi kita bersama. Selama Hari Raya Idul Fitri sangat diperlukan kegiatan pengamanan dalam rangka arus mudik atau balik, dan kegiatan peribadahan. Oleh karena itu, dibentuklah Operasi Ketupat Kalimaya 2019 yang dilaksanakan selama 13 hari mulai tanggal 29 Mei - 10 Juni 2019,” katanya.

Adapun tujuan dari Kegiatan Lat Pra Ops Ketupat Kalimaya 2019 Polres Serang ini yaitu untuk meningkatkan profesionalisme polri dalam rangka pengamanan Hari Raya Idul Fitri 1439 H, guna mewujudkan situasi yang aman, tertib, dan lancar.

Lebih lanjut dijelaskan, agar para anggota Satgas bisa melaksanakan tugasnya sesuai dengan satgasnya masing-masing, mampu mengetahui perkembangan situasi kamtibmas agar bisa melaksanakan pengamanan.

Walaupun semua anggota sudah mengetahui tugas umum, namun pelatihan ini diperlukan untuk menambah ilmu dan kemampuan, dalam melaksanakan pengamanan rangkaian kegiatan Idul Fitri 1440 H. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/siapkan-pengamanan-idul-fitri-2019.html

Kapolres Serang Buka Puasa Bersama dengan Anak Yatim Piatu dan Dhuafa

15.01

SERANG, KabarXXI.Com – Sebagai wujud kepedulian terhadap masyarakat, Kapolres Serang AKBP Indra Gunawan mengadakan buka puasa bersama (bukber) anak yatim dari Yayasan Yakenas Kota Serang di ruang rapat Mapolres Serang, Jumat, 24 Mei 2019.

Acara buka bersama yang juga diikuti Wakapolres Kompol Agung Cahyono, para Kabag dan Kapolsek Kragilan Kompol Andie Firmansyah serta personil Dalmas, juga disisipi pemberian santunan dan bingkisan lebaran.

"Santunan ini untuk membantu anak yatim piatu dan keluarga kurang mampu secara ekonomi. Mudah-mudahan dengan adanya santunan ini dapat bermanfaat untuk anak yatim," ujar Indra Gunawan.

Menurut Indra, bukber tersebut mempunyai makna yang sangat dalam bagi pihaknya. Salah satu hal yang diharapkan datang dari acara tersebut adalah barokah dari Allah SWT.

"Kita cari barokahnya, cari doanya. Doa bersama anak yatim ini Insya Allah pasti dikabulkan Allah," kata Indra Kapolres.

Kapolres menjelaskan, bahwa dalam tugas dan tanggungjawab terutama yang berkaitan dengan tugas-tugas Kepolisian dalam pembinaan masyarakat, Polisi harus dekat dan terus membangun komunikasi ataupun bersilaturahmi dengan masyarakat.

"Inti dari kegiatan ini yakni membangun komunikasi dan silaturahmi. Harapannya dapat menanamkan kejujuran dan kedisplinan guna mewujudkan personil yang berprestasi dan berinovasi," ujarnya.

Dalam kesempatan itu, Kapolres juga mengucapkan terimakasih kepada para pengurus yayasan yang telah menyumbangkan waktu dan tenaganya untuk mengurus, menjaga serta memberikan pendidikan kepada anak-anak yatim.

"Secara pribadi maupun kedinasan saya mengucapkan terimakasih kepada para pengurus yayasan yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk merawat anak-anak yatim. Hanya do'a yang dapat kami berikan. Semoga amal ibadah ini mendapat ganjaran setimpal dari Allah SWT. Aamiin," ucapnya. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/kapolres-serang-buka-puasa-bersama_25.html

Binrohtal Polresta Bandar Lampung, Keutamaan 10 Hari Kedua di Bulan Ramadhan

15.01

KOTA BANDAR LAMPUNG, KabarXXI.Com – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandar Lampung melaksanakan kegiatan pembinaan rohani dan mental (Binrohtal) rutin tiap hari Jumat setelah Apel pagi bagi yang beragama Islam.

Program Jumat Binrohtal sebagai wadah untuk membentuk karakter angggota Polri menjadi lebih humanis, sehingga citra Kepolisian di mata masyarakat dipandang  lebih baik.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut, Waka Polresta Bandar Lampung AKBP Yudy Chandra E, beberapa Pejabat Utama Polresta Balam dan seluruh personel serta ASN Polresta Bandar Lampung di Masjid Taqwa Bhayangkara Polresta Bandar Lampung, Jumat, 24 Mei 2019.

Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Wirdo Nefisco dalam sambutannya mengatakan, menjelang 10 hari terakhir di bulan Ramadhan harus benar-benar dimanfaatkan dengan lebih meningkatkan ibadah.

“Bulan Ramadhan harus benar-benar kita manfaatkan dengan lebih meningkatkan ibadah kita, bukan malah bermalas malasan ataupun beralasan karena pekerjaan. Justru tugas di Kepolisian seperti melayani masyarakat adalah termasuk ibadah,” ujarnya.

Pada kesempatan Binrohtal tersebut, Ustadz Helmi membahas tentang keutamaan dari 10 hari kedua di bulan Ramadhan, merupakan hari-hari yang sulit dimana pada saat saat seperti ini Masjid dan Mushola mulai kehilangan sebagian besar jamaahnya. Para Jamaah sudah mulai memenuhi ke pasar atau mal-mal untuk berbelanja  mempersiapkan keperluan 1 Syawal.

“Inilah fenomena yang sudah menjadi kebiasaan di Indonesia. Padahal kalau kita lihat keberkahan atau pahala yang dijanjikan oleh Allah SWT yang bisa melalui 10 hari pertama bulan Ramadhan, dilanjutkan 10 hari kedua, pahalanya atau keutamaannya adalah dibukanya pintu pengampunan dari Allah SWT seluas-luasnya,” ujarnya.

“Ini didasarkan pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah yang artinya seperti ini: “Dari Abu Hurairah Radhiyallahu Anhu, dimana Ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda:” Awal bulan Ramadhan adalah Rahmah, pertengahannya Maghfirah dan akhirnya Itqun Minan Nar nantinya," ucap Ustad Helmi. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/binrohtal-polresta-bandar-lampung.html

Sambut Safari Ramadhan Walikota Madiun, Babinsa Rakor dengan Kepala Kelurahan

15.01

MADIUN, KabarXXI.Com – Pelda Sunarso, Babinsa Kelurahan Madiun Lor, anggota Koramil Pos 0803/18 Manguharjo, Kodim 0803/Madiun melaksanakan Komunikasi Sosial (Komsos) dengan Kepala Kelurahan, Lita Febriana Hapsari, dan Staf Kelurahan Madiun Lor dalam rangka silahturahmi dan rapat persiapan penyambutan Safari Ramadhan Walikota Madiun, Kamis, 23 Mei 2019.

"Rapat koordonasi ini sebagai bagian dari persiapan Kelurahan Madiun Lor dalam rangka persiapan menerima Safari Ramadhan Walikota Madiun, Bapak H. Maidi beserta Forkopimda Kota Madiun," jelas Pelda Sunarso.

"Sekaligus sebagai sarana silahturahmi Babinsa dengan Perangkat Kelurahan di wilayah binaannya," imbuh Babinsa Kel. Madiun Lor.

Sementara itu, Kepala Kelurahan Madiun Lor, Lita Febriana Hapsari mengatakan, bahwa rapat koordinasi ini sangat penting guna kelancaran kegiatan safari Ramadhan Walikota Madiun nanti, dan juga untuk bertukar pikiran dengan Babinsa mengenai berbagai permasalahan masyarakat di Kelurahan Madiun Lor. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/sambut-safari-ramadhan-walikota-madiun.html

Bupati Serang Pantau Lahan Islamic Centre Syech Nawawi Albantani

15.01

SERANG, KabarXXI.Com – Gagasan menciptakan Islamic Centre Syech Nawawi Albantani sebagai kawasan pengembangan kitab kuning terus dimatangkan. Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah meninjau langsung lahan yang direncanakan dibangun kawasan pengembangan keagamaan tersebut di Desa Tanara, Kecamatan Tanara, Kamis, 23 Mei 2019.

Turut mendampingi, Kepala Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Tata Bangunan (DPKPTB) Irawan Noor, Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Hatib Nawawi, Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Hamdani, dan perwakilan dari Balai Besar Wilayah Ciujung-Cidanau-Cidurian (BBWS3). 

“Pembangunan Islamic Centre merupakan salah satu konsep untuk menciptakan kawasan wisata religi di Kabupaten Serang. Kami ingin menciptakan pusat kajian dan pengembangan kita kuning, terutama karya-karya Syech Nawawi Albantani yang sudah termashur hingga ke Tanah Suci Mekkah,” kata Tatu.

Tatu menjelaskan, pengembangan Islamic Centre sejalan dengan gagasan Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH.Ma’ruf Amin yang juga calon wakil presiden terpilih.

“Pak Kiai juga sudah sangat membantu. Apalagi, revitalisasi Kali Mati di Kecamatan Tirtayasa akan segera dimulai,” ujarnya.

Dinas Perumahan Kawasan Permukiman dan Tata Bangunan (DPKPTB) telah rampung menyelesaikan detail enginering design (DED) Islamic Centre Syech Nawawi Albantani. Terestimasi membutuhkan anggaran sekira Rp 10 miliar. Ditargetkan bisa selesai dibangun tahun 2021.

Lokasi Islamic Centre ternilai strategis, karena berada di Jalan Banten Lama-Balaraja yang merupakan jalan kewenangan Pemprov Banten.

“Saat ini masih dalam tahap penyiapan lahan, kemudian pematahan lahan, serta selanjutnya pembangunan,” ujar Kepala DPKPTB Irawan Noor yang turut mendampingi kunjungan tersebut. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/bupati-serang-pantau-lahan-islamic.html

Satreskrim Polres Serang Berhasil Ringkus Pelaku Ganjal ATM

15.01

SERANG, KabarXXI.Com – Unit Jatanras Satreskrim Polres Serang berhasil membekuk dua pelaku spesialis ganjal ATM. Kedua kaki pelaku terpaksa diambil tindakan tegas oleh petugas dengan timah panas saat diringkus di sebuah kontrakan sekitar bundaran Ciceri Kota Serang, Banten, Kamis, 23 Mei 2019.

Kabid Humas Polda Banten, AKBP Edy Sumardi membenarkan kejadian tersebut, bahwa telah dilakukan penangkapan pelaku tindak kriminalitas modus ganjal ATM.

"Ya benar, kasus itu saat ini ditangani oleh Satreskrim Polres Serang," kata AKBP Edy Sumardi kepada awak media di Mapolda Banten, Kamis, 23 Mei 2019.

Sementara itu, Kasat Resrkim Polres Serang, AKP David Chandra Babega kepada awak media mengatakan, bahwa tindakan tegas oleh petugas terpaksa dilakukan karena pelaku tidak mengindahkan peringatan.

"Tersangka terpaksa kami ambil tindakan tegas karena melakukan perlawanan dan tidak mengindahkan peringatan petugas," ungkap AKP David Chandra.

Pelaku berinisial DH (49) dan MR (37) berasal dari daerah yang sama Kabupaten Tanggamus, Lampung. Kepada petugas, pelaku mengaku telah melakukan aksinya sebanyak 8 di wilayah Kabupaten Serang, Kota Serang dan Cilegon.

Menurut David, tindak kejahatan berawal dari laporan Sitta Dwi Oktaviani yang berprofesi sebagai Staff Notaris telah mengalami kerugian senilai Rp4,9 juta di sebuah ATM Bank Mandiri SPBU Desa Gabus, Kopo, Kabupaten Serang pada Jumat 12 April 2019 lalu.

Berbekal dari penyelidikan petugas, Unit Jatanras Satreskrim Polres Serang berhasil melacak keberadaan pelaku. Berawal dari penangkapan DH pada Rabu malam, 22 Mei 2019, kemudian MR menyusul dibekuk petugas.

"Saat menanyakan keberadaan dua pelaku lainnya, DH dan MR yang kami tangkap ringkus lebih dulu berusaha melawan dan kami lakukan tindakan tegas. Untuk identitas pelaku lainnya sudah diketahui dan dalam pencarian tim," jelasnya.

Sedangkan untuk barang bukti yang diamankan berupa kartu ATM, gergaji kecil, dan sebuah tusuk gigi diamankan petugas saat dilakukan penangkapan di sebuah kontrakan di wilayah Ciceri Kota Serang.

Atas perbuatannya, kedua tersangka dijerat Pasal 363 KUHP dan atau Pasal 3 dan atau Pasal 5 Ayat 1 Jo Pasal 2 Ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang. Ancaman hukumannya adalah lebih dari lima tahun penjara. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/satreskrim-polres-serang-berhasil.html

Dandim 0803/Madiun: Nuzulul Quran Adalah Momentum untuk Lebih Cinta Al Qur’an

15.01

MADIUN, KabarXXI.Com – Komandan Kodim (Dandim) 0803/Madiun, Letkol Czi Nur Alam Sucipto bersama jajaran Forkopimda Kota Madiun menghadiri pengajian umum dalam rangka peringatan Nuzulul Qur’an Ramadhan 1440 H / 2019 M di Wisma Haji Jalan Ring Road Barat, Kecamatan Manguharjo, Kota Madiun, Jawa Timur (Jatim), Jumat, 24 Mei 2019.

Walikota Madiun, H. Maidi dalam sambutannya mengajak masyarakat untuk turut menjaga keamanan, kenyamanan dan kedamaian lingkungan di wilayah Kota Madiun.

“Mari kita jaga kedamaian, keamanan dan kenyamanan yang ada di Kota Madiun,” ujarnya.

Selepas kegiatan, Dandim 0803/Madiun, Letkol Czi Nur Alam Sucipto mengatakan, bahwa Nuzulul Quran adalah peristiwa penting berkaitan dengan turunnya Wahyu Allah SWT yang pertama kepada Nabi Muhammad SAW. 

“Al-Quran merupakan firman Allah SWT yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW,” ujar Dandim.

“Al-Qur’an adalah sebenar-benarnya kitab yang berasal dari Tuhan Semesta Alam, Yakni Allah Subhanahu Wata’ala. Keberadaannya menjadi mu’jizat bagi umat manusia dan menjadi pedoman atau panduan hidup bagi umat muslim,” imbuhnya.

“Dalam menjalankan tugasnya, Kodim 0803/Madiun akan selalu siap membantu pemerintah Kota Madiun dalam mewujudkan keamanan, kenyamanan dan kedamaian wilayah serta membantu upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat,” tegas Letkol Czi Nur Alam Sucipto. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/dandim-0803madiun-nuzulul-quran-adalah.html

Wujud Kemanunggalan TNI dan Rakyat, Koramil 0906-08/Muarakaman Berikan Tali Asih kepada Warga Kurang Mampu

15.01

MUARA KAMAN, KabarXXI.Com – Komandan Koramil (Danramil) 0906-08/Muara Kaman, Kapten Inf Sutikno beserta anggota Babinsa Pelda Gunawan dan Sertu Sukiran melakukan kegiatan Teritorial Silaturahmi bersama warga yang kurang mampu di lingkungan Kelurahan Sidomukti, Kecamatan Muara Kaman, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimatan Timur (Kaltim), Jumat, 24 Mei 2019.

Kegiatan silaturahmi bertujuan memberikan tali asih bantuan sembako kepada Poniran, warga Dusun Sidomulyo RT 25 dan Ibu Panirem, warga Dusun Buana Mekar RT 19 Desa Sidomukti, Kecamatan Muarakaman.

Danramil 0906-08/Muara Kaman, Kapten Inf Sutikno mengatakan, bahwa program Mulawarman Peduli merupakan program yang harus dikerjakan dan dilaksanakan seluruh Koramil sebagai salah satu bentuk kemanunggalan TNI bersama rakyat.

“Hari ini kita berkunjung bersilahturahmi sekaligus menyerahkan bantuan berupa kebutuhan bahan pokok, apalagi sebentar lagi lebaran, jangan dilihat dari bentuknya namun manfaatnya,” ujarnya.

Sementara, Kades Sidomukti, Prayono mengapresiasi program tersebut. Menurutnya, kegiatan semacam itu harus terus berkelanjutan dan mampu menjadi pemicu sebagai pihak untuk melakukan hal positif.

“Saya mewakili Pemerintah Desa dan mewakili warga mengucapkan terimakasih banyak kepada TNI dalam hal ini Kodim 0906 Tenggarong melalui Koramil Muarakaman,  Program Mulawarman Peduli ini sebagai bentuk kepedulian TNI kepada warga, khususnya warga yang kurang mampu,” jelasnya. (M.Solichin)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/wujud-kemanunggalan-tni-dan-rakyat.html

Indahnya Berbagi, Kapolresta Bandar Lampung Buka Puasa Bersama dengan Anak Yatim

15.01

KOTA BANDAR LAMPUNG, KabarXXI.Com – Bentuk kepedulian kepada sesama dan lebih mendekatkan Polri dengan masyarakat, Kepolisian Resor Kota (Polresta) Bandar Lampung kembali menggelar buka bersama dengan para anak yatim piatu, Kamis, 23 Mei 2019.

Puluhan anak yatim piatu dari Yayasan Mahmudah duduk bersama di Koridor Mapolresta Bandar Lampung.

Hadir dalam kegiatan ini, Kapolresta Bandar Lampung Kombes Pol Wirdo Nefisco didampingi oleh Pejabat Utama Polresta Bandar Lampung dan Pengurus Yayasan Mahmudah Ustad Basyir.

Kapolresta Bandar Lampung, Kombes Pol Wirdo Nefisco dalam sambutannya menjelaskan, bahwa kegiatan ini digelar bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi dan juga wujud kepedulian Polri terhadap sesama khususnya anak-anak yatim piatu.

"Inti dari kegiatan ini yaitu membangun komunikasi serta mempererat tali silaturahmi dengan harapan anak-anak ini nantinya mendapat motivasi dan semangat baru," ucap Kombes Pol Wirdo.

Dihadapan anak anak yatim piatu tersebut, Kapolresta Bandar Lampung juga berpesan agar sejak dini anak anak harus mampu menjaga diri dari paham paham radikal yang dapat merusak persatuan dan kesatuan bangsa serta selalu bijak dalam bermedia sosial.

Kegiatan ini digelar sebagai wujud kepedulian Polri terhadap masyarakat dan juga mendekatkan Polri bersama masyarakat. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/indahnya-berbagi-kapolresta-bandar.html

Wanita Jepang Berhijab di Pasar Filipina

15.01

Oleh : Simon Syaefudin

Hujan rintik-rintik sejak pagi tak membuatku membatalkan niat untuk pergi ke Pasar Filipina di Kinabalu, Negeri Sabah, Malaysia. Aku mendengar informasi dari teman-temanku yang sudah pergi ke sana seperti Fatin Hamama, penyair asal Solok Sumbar dan Siti Rahmah, novelis asal Kinabalu Negeri Sabah bahwa masakan seafood di Pasar Filipina enak sekali. Harganya juga murah jika dibandingkan seafood di Mangga Dua dan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Pasar Filipina, dinamakan demikian, karena memang para pedagangnya orang-orang Filipina. Mereka adalah para pengungsi yang lari dari Pulau Mindanau ketika terjadi peperangan antara angkatan bersenjata Filipina dengan Pejuang Muslim Moro di zaman Presiden Marcos. Mereka lebih memilih mengungsi ke Sabah dibanding ke Thailand atau Myanmar karena orang-orang Negeri Sabah beragama Islam, sama dengan agama orang-orang Moro. Pemerintah Negeri Sabah pun menerima pengungsi Moro dengan tangan terbuka.

Karena para pengungsi ini kebanyakan pelaut, Pemerintah Negeri Sabah membuat pelabuhan laut sekalian dengan tempat pelelangan ikan untuk para pengungsi agar bisa bekerja. Lebih jauh lagi, pemerintah Negeri Sabah membuat pasar khusus untuk kuliner ikan bakar di dekat tempat pelelangan ikan itu.

Ternyata berhasil. Pasar itu kini dikenal penduduk Kinabalu sebagai Pasar Filipina dan sekarang menjadi ikon wisata kuliner di Negeri Sabah. Turis-turis lokal maupun mancanegara sangat menyukai pasar ikan bakar itu karena di samping enak, harganya  murah. 

Kini Pasar Filipina sangat ramai, terutama di malam hari. Bukan hanya masyarakat Kinabalu yang datang untuk menikmati ikan bakar di Pasar Filipina, tapi juga orang-orang dari daerah lain yang jauh seperti Kuala Lumpur, Kedah, Terengganu bahkan orang Singapura.

Aku memang penggila seafood. Di Jakarta, hampir semua warung seafood sudah aku jelajahi, dari ujung ke ujung. Karena itu air liurku terasa asin bila membayangkan enaknya seafood di Pasar Filipina itu. Aku sempat berpikir kalau makan seafoodnya bareng ama mantanku, Metti Prameswari, alumnus UGM, pasti asyik. 

Beberapa kali aku makan seafood dengan dia di Kemayoran Jakarta sambil mengenang masa lalu yang tidak kesampaian. Maksudnya gak bisa pacaran selama kuliah di UGM. Setelah beberapa bulan sering bertemu di Jakarta, kami punya istilah pade – pacaran ketemu gede. Saat itu saya 34 tahun, dia 32. Pade setelah masing-masing berusia datita – diatas tiga puluh tahun. 

Metti masih cantik seperti dulu. Matanya seperti bule. Hidungnya seperti India. Alisnya seperti orang Uzbekiatan, agak melingkar. Dia bilang dulu sebenarnya naksir aku. Tapi gak berani ngomong. Sama sepertiku. Aku juga naksir dia. Tapi tak berani ngomong. Ya.sudah gak kesampaian. Sekarang, idep-idep balas dendam masa lalu, katanya. Aku juga mengiyakannya.

Fatin, sahabatku yang pinter buat puisi itu memberitahu bahwa Pasar Filipina sangat terkenal. Turis-turis manca negara bila ke Kinabalu pasti menyempatkan diri ke Pasar Filipina. Kata Fatin, ada satu seafood yang paling khas di Pasar Filipina. Namanya latoh. Sejenis rumput laut, tapi bentuknya mirip daun putri malu. 

Warnanya hijau transparan. Lotoi rebusan ini biasa dimakan sebagai lalapan. Rasanya ngekres tapi nggrinjel kaya makan bakso gepeng. Bener-bener membuatku penasaran. Cara makannya, latoh dicolek ke sambal, lalu dimakan. Seperti orang Jawa makan lalapan kangkung. Ouup... sambalnya sederhana. Tapi sedap sekali. Terbuat dari irisan cabe merah, sedikit terasi, dan air jeruk limau dan jeruk nipis. 

Maaf itu perkiraanku saja. Aku belum pernah bertanya kepada para pedagag ikan bakar di pasar Filipina bagaimana cara membuat sambal itu. Tapi rasa bsambal itu, amboi... nikmat sekali jika dimakan dengan ikan bakar.

“Aku selalu menyempatkan makan latoh kalau ke Kinabalu,” kata Fatin. Fatin adalah seorang penyair produktif asal Solok Panjang.

“Aku senang sekali lalapan latoh, rumput laut yang bentuknya benar-benar seperti pohon putri malu itu,” ungkap Fatin yang sudah sering pergi ke Kinabalu. Cerita Fatin tentang latoh itu dibenarkan Rahmah, temannya, wanita asli dari Kinabalu.

“Kak Simon harus pergi ke Pasar Filipina jika ingin merasakan makanan khas kota atas bayu ini,” kata Rahmah dengan suara jernihnya. 

Rahmah memanggil aku kakak, karena merasa lebih muda satu minggu dariku. Aku dan Rahmah lahir di tahun yang sama bulan Juli, Cuma beda tanggalnya. Aku tanggal 15, Rahmah tanggal 22. 

Hanya beda seminggu saja. Waktu kami berbincang di Tugu Double Six Kinabalu, Rahmah mengaku sudah punya cucu. Dalam batin, aku juga harusnya punya cucu. Tapi karena nikahnya terlambat, gak laku-laku, jadi anak-anakku masih kecil-kecil. Yang sulung saja masih kuliah.

“Kak Simon punya cucu belum?” tanya Rahmah.

“Belum,” jawabku. “Aku nikah usia tua, 35 tahun, Cik Rahmah. Akibatnya anakku yang tertua saja masih kuliah tahun ketiga di universitas. Belum menikah. Jadi punya cucunya masih lama,” kataku. 

Cik Rahmah hanya tersenyum mendengar penjelasanku.

“Kak Simon pastilah seorang pengarang jenius karena lahir di bulan Juli. Pengarang, arsitek, ilmuwan besar rata-rata lahir di bulan Juli,’ ujar Cik Rahmah. 

“Secara astrologis orang-orang berbintang Cancer itu imajinasinya tinggi,” tambahnya.

“Ah ada-ada saja Cik Rahmah. Aku kurang percaya pada astrologi.” Meski aku kurang percaya, tapi aku mengangguk-angguk. Sepertinya ada sesuatu yang benar yang dikatakan Cik Rahmah. Setidak-tidaknya, apa yang dinyatakan Cik Rahmah itu sedikit ada buktinya. 

Emha Ainun Najib, penyair dan seniman yang sangat aku kagumi memang berbintang Cancer. Begitu juga begawan teknologi Indonesia, BJ Habibie berbintang Cancer. Keduanya lahir bulan Juli.

Cik Rahmah bercerita bahwa dia sudah menulis puisi sejak usia belasan tahun. Sampai saat ini ratusan cerpen, novel, dan puisi sudah ditulisnya. Beberapa cerpennya menjadi buku ajar di sekolah-sekolah negeri di Sabah. Dan sampai sekarang Cik Rahmah masih rajin menulis.

“Aku akan berhenti menulis kalau tanganku tidak bisa digerakkan lagi. Aku hanya berhenti menulis kalau usia menjemputku,” ungkap Cik Rahmah. 

Luar biasa. Aku jadi iri dengan Cik Rahmah. Dalam batin, aku beruntung bisa berkenalan dengan sastrawan hebat ini. Semoga aku ketularan kreativitas Cik Rahmah. Meski usianya menjelang 60 tahun, ia kelihatan masih cantik. Kulitya belum keriput. 

Matanya masih tajam, menunjukkan semangat hidupnya yang menyala-nyala. Cik Rahmah memang wanita super yang perlu dicontoh.

*****

Simong San.... Simong San....

Aku kaget. Telingaku mendengar ada wanita memanggil-manggil nama Simong San sampai dua kali. Saat itu aku sedang asyik melihat suguhan ikan bakar baronang dan udang macan, sehingga tak terlalu peduli dengan suara yang memanggil-manggil nama Simong San.

Tapi setelah berpikir agak lama, aku penasaran juga. Siapa wanita yang memanggil-manggil nama Simong San ini? Kok suaranya bukan cengkok Melayu? Suaranya lembut mengingatkan suara gadis-gadis Jepang waktu aku menonton film di tivi Hiroshima. Kuhentikan mencowel sambal asam untuk makan lalapan latoh. Aku tengok kiri kanan.

Ouh.. aku terkesiap. Mataku terbelalak! Ternyata ada wanita berhijab di sebelah kananku. Ia berdiri sejauh 5 meter dari tempat dudukku di kedai bakar ikan Pasar Filipina. Apakah wanita itu yang tadi memanggil manggil nama Simong San?

Aku perhatikan wajahnya. Ternyata wanita ini bukan orang Melayu. Meski pakai jilbab, masih terlihat bentuk wajah dan kulitnya bukan orang Malaysia atau Indonesia. Kulitnya kuning langsat, matanya sipit, bibirnya tipis, dan dagunya agak lancip. Mirip orang Jepang. Aku melirik sekilas pada wanita berhijab itu.

Tiba-tiba perasaanku aneh. Kayaknya wajah wanita berhijab ini pernah aku kenal. Tapi di mana ya? batinku. Pikiranku melayang jauh 25 tahun lalu. Oh ya, aku jadi ingat lagi, orang Jepang kalau panggil aku Simong. Simong San.

Kata Simon diucapkan Simong. Sedangkan kata San adalah sebutan hormat, semacam bang di Jakarta. Kalau di Mesir, kapten atau ammu. Di Cirebon kang. Di Yogya mas. Di Bali bli.

Aku terdiam. Aku berpikir, jangan-jangan wanita cantik bermata sipit ini yang tadi memanggil-manggil nama Simong San. Apakah aku yang dipanggil? Jika benar aku, kenal dari mana dia denganku? Aku makin penasaran. 

Aku jadi ingat, teman-teman Jepangku dulu di Tokyo dan Hiroshima kalau manggil aku Simong San. Tapi mana ada wanita Jepang berhijab? Itulah yang membuat aku makin penasaran.

Kuhentikan lidahku yang sedang mengunyah latoh. Pikiranku mengembara ke masa silam, 25 tahun lalu. Aku sepertinya mengenal perempuan paruh baya yang berhijab ini. Cuma aku tak berani mendekatinya untuk bertanya, apakah dia yang tadi memanggil nama Simong San? 

Ketika hatiku sedang bergejolak diterjang fantasi masa lalu, tiba-tiba wanita berhijab bermata sipit itu mendekatiku. Aku makin kaget.

“Simong San. Do you still remember me?” katanya seraya mendekat ke arahku. 

Kini jarak antara perempuan berhijab itu denganku hanya satu meter. Aku benar-benar kaget. Tekejut. Kok dia berani menanyakan apakah aku masih mengingatnya?

“Pardon...madam. Who are you?” kataku agak gelagapan ketika wanita berkulit kuning langsat itu menanyakan apa aku masih ingat kepadanya. 

Makan latoh pun aku hentikan. Aku fokus pada perempuan  berwajah Jepang ini.

“I am Ayumi,” katanya sambil senyum.

“Haa? “Are you Ayumi?” Aku gelagapan. 

Aku kaget bukan main. Hampir-hampir lalapan latoh yang masih ada sedikit di mulutku terlontar keluar.

Aku langsung berdiri. Aku langsung mengulurkan tangan untuk berjabat tangan. Ayumi langsung menyambut tanganku. Tangan kami seolah tidak mau lepas. Sambil aku guncang tangan Ayumi, aku tak sadar berkali-kali mengucapkan ...Ayumi .... Ayumi... Ayumi.

“I still remember you. I can’t forget you, Ayumi San. You are always in my heart!” kataku. 

Ayumi tersenyum. Ia juga kaget kalau aku katakan tak pernah melupakannya.

“How is your mother Akemi San and your father Suzuki San?”

“Baik-baik. Mereka sehat, arhamdurirah,” katanya.

Aku makin kaget lagi. 

“Kau bisa bahasa Melayu,” tanyaku. 

Ayumi mengangguk. 

“Aku sekarang jadi orang Merayu,” katanya. 

Suamiku orang Maraisia.

Lidah orang Jepang memang sulit menyebut huruf l (el). Kata Melayu, ia sebut Merayu. Alhamdulilah, menjadi arhamdurirah. 

Aku memakluminya ketika Ayumi menyatakan kalimat alhamdulillah dengan arhamdurirah. Maklum lidah Jepang. Tapi lama-lama, aku yakin lidahnya bisa menyesuaikan dengan lidah Melayu.

Aku kenal Ayumi, 25 tahun lalu saat mengikuti Program Persahabatan Indonesia Jepang Abad 21. Program tersebut diselenggarakan oleh Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk membangun persahabatan antara pemuda Indonesia dan Jepang. Pesertanya para pemuda berprestasi. Pemuda teladan, aktivis lembaga sosial, penulis, pegawai negeri berprestasi, dan lain-lain. 

Aku terpilih sebagai penulis kolom yang dianggap berprestasi. Saat itu, aku menjadi juara pertama lomba menulis se-Indonesia dalam rangka peringatan 100 Tahun Arsip Nasional. Di samping uang, hadiahnya diikutkan program persahabatan Indonesia-Jepang.

Selama di Jepang, sebulan penuh, para peserta diperkenalkan berbagai kebudayaan Jepang. Terus dilibatkan dalam diskusi tentang peran pemuda abad ke-21 dengan para pemuda dan tokoh intelektual Jepang. 

Peserta juga dibawa ke tempat-tempat wisata Jepang di Kyoto, Hiroshima, Okinawa, dan kota-kota wisata lain. Kemudian ada program home stay selama tiga hari di rumah orang Jepang. 

Tujuannya agar pemuda Indonesia bisa menghayati bagaimana kehidupan orang Jepang sehari-hari on the spot langsung.

Nah, ketika program home stay inilah aku kenal Ayumi. Aku tinggal di rumah Keluarga Suzuki, seorang kontraktor di Hiroshima. Istrinya, Akemi. Keluarga Suzuki punya dua anak. 

Yang sulung Ayumi. Adiknya, lelaki, Amida. Ayumi saat itu kuliah di Fakultas Sastra Jurusan Bahasa Inggris Hiroshima University tahun keempat. Usianya saat itu 22 tahun. Amida masih SMA.

Sebelum menginap di rumah orang Jepang, pihak JICA sudah memberi tahu sedikit bagaimana cara hidup orang Jepang. Pertama, kalau masuk ke rumah orang Jepang, sepatu harus diletakkan dengan rapi. 

Setelah dicopot, sepatu diletakkan dengan ujungnya menghadap ke luar rumah. Kedua jangan sekali-kali berbuat tidak senonoh kepada wanita Jepang. Itu bisa dianggap pelecehan seksual dan hukumannya sangat berat. 

Ketiga harus memberikan omiyage kepada keluarga yang akan ditempati (home stay) untuk mempererat persaudaraan. Omiyage adalah semacam hadiah atau oleh-oleh bila orang Jepang berkunjung atau menemui keluarga atau temannya. Omiyage ini seperti wajib untuk mempererat hubungan kekeluargaan. Saat itu aku membawa omiyage wayang kulit dan batik Trusmi. 

Aku membelinya di Cirebon. Aku juga membawa bumbu masak nasi goreng. Keluarga Suzuki senang sekali dengan omiyage yang aku berikan. Apalagi ketika aku masak nasi goreng. Ayumi suka sekali masakanku. 

“Oishi.. oishi,” kata Ayumi. Enak, katanya.

Aku heran, keluarga Suzuki baik sekali padaku. Padahal yang tinggal di rumah Suzuki, dua orang. Aku dan Handri. Tapi, Suzuki, Akemi, dan Ayumi sangat mengistimewakan aku.

“Simong itu lucu. Banyak cerita hal-hal yang mengasikkan,” kata Ayumi dalam bahasa Inggris terpatah-patah. 

Akemi juga menyatakan hal sama. 

“Kehadiran Simong di rumah sangat menghibur kami,” katanya. 

Aku memang sebelum home stay sudah mengumpulkan cerita-cerita lucu. Bahasa Jepang sedikit-sedikit aku pelajari. Nama-nama pemain bola Jepang saat itu seperti Kenichi, Suzuki, dan Hiroshi juga aku hapal. 

Aku yakin obrolan tentang sepak bola akan mengakrabkan aku dengan tuan rumah. Sedangkan Handri diam saja. Ia lebih banyak unggah-ungguh. Maklumlah Handri orang Jawa dari Semarang. Sangat pemalu.

Ayumi saat itu suka denganku. Ia mengajak aku keliling kota Hiroshima dengan mobil Audi warna merah. Masyarakat Jepang tahu, kalau mobilnya buatan Jerman, itu simbol orang kaya. Ayumi memang anak orang kaya, kontraktor besar.

Ayumi mengajak aku, naik mobil Audi merah ke Miyajima, tempat wisata terkenal di Hiroshima. Di sana ada kuil di pinggir laut. Kalau musim pasang laut, kuil itu terendam. Di kuil ini ada pohon cemara berusia dua ratus tahun. Aku juga diajak Ayumi melihat jembatan Kintakiyo – jembatan kuno yang semuanya terbuat dari kayu. 

Tak lupa, Ayumi membawaku melihat musium bom atom di kota Hiroshima dan naik trem yang mengitari kota. Seharian aku jalan-jalan dengan Ayumi, hanya berdua. Handri tidak diajak. Entah kenapa, Ayumi hanya mau berjalan denganku. 

Sedangkan Handri pergi bersama orang tua Ayumi. Kata Handri, ia diajak Suzuki ke pasar seni yang menjual barang-barang antik di kota Hiroshima. Suzuki tahu kalau Handri adalah seniman.

Di hari ketiga, menjelang kepulanganku dari Hiroshima, aku duduk-duduk di ruang tengah. Saat itu pukul sebelas malam. Handri sudah tidur di atas tatami. Suara dengkurnya terdengar keras, menandakan dia tidur pulas. 

Tapi aku masih belum tidur. Nonton tivi bersama Ayumi. Pas ketika jarum jam menunjukkan angka dua belas waktu setempat, Ayumi memaggilku masuk ruangan.

“Simong San suka menonton film?” kata Ayumi. 

Sebagai tamu aku bilang saja iya, tak berani menolak. Aku pun masuk ruangan itu. Ternyata semacam teater kecil. Ada tivi layar lebar, sound sistem bersuara keras, dan sofa warna biru yang empuk. 

Ayumi langsung memasukkan disk film Pretty Woman yang dibintangi Richard Gere dan Julia Roberts. Meski aku sudah menonton film itu di Jakarta, aku bilang kepada Ayumi belum pernah nonton film Pretty Woman agar Ayumi tidak kecewa.

Mulanya aku asyik menonton film itu. Lama-lama, keasyikanku terganggu. Duduk Ayumi di sofa makin dekat denganku. Dengan hanya memakai celana pendek dan kaos you can see warna merah jambu, Ayumi terus mendekatkan diri ke tempat dudukku.

Wah gimana nih, aku bingung. Aku bisa tergoda dengan gadis Jepang yang cantik berkulit kuning langsat ini. Aku pura-pura bodoh. Aku pura-pura asyik nonton film. Padahal hatiku dag dig dug melihat pakaian Ayumi yang serba minim. 

Aku masih ingat nasehat Pak AR Fachrudin, bapak kosku waktu kuliah di Yogya. Jangan dekati perbuatan zina, kata Pak AR. Aku masih terngiang kata-katanya. 

Dalam batin, tidak... tidak, aku tidak akan menyentuh Ayumi, meski tubuhnya yang wangi sudah sangat dekat denganku.

“Sorry Ayumi, I am sleepy,” kataku ketika Ayumi terlihat sudah mulai mendongakkan wajahnya di sampingku supaya aku menciumnya. 

Sorry, aku sudah mengantuk Ayumi. Ayumi rupanya kaget. Mungkin karena aku tidak meresponnya, padahal ia sudah pasrah, mau diapakan saja olehku.

“Oh sorry Simong San. Maybe you are tired,” katanya. 

Maaf Simong, mungkin anda sudah capai, kata Ayumi. Ayumi pun mengantarkan aku ke kamar tidur yang sudah disediakan. Handri sudah terlelap. Yang terdengar hanya dengkurnya. Aku pun pura-pura segera tidur. Lalu Ayumi pergi ke kamar sebelah, kamar tidurnya.

Malam itu, aku tak bisa tidur. Wajah Ayumi terbayang-bayang terus. Apalagi ketika nonton film di ruang teater mini dengan busana sangat seksi. 

“Tidak. Tidak. Aku tak boleh ingat itu,” batinku sambil mengingat nasehat Pak AR Fachrudin. 

Siang harinya, aku berpamitan karena harus berkumpul dengan teman-teman dari Indonesia yang baru selesai home stay. Tapi malamnya kami masih harus bermalam di Hiroshima sekalian menghadiri acara farewell party di hotel Hiroden dengan “induk semang” tempat kami tinggal selama tiga hari di Hiroshima.

Acara farewell party cukup meriah. Suzuki, Akemi, dan Ayumi datang ke acara farewell party yang dilaksanakan JICA. Ayumi memakai busana merah jambu. Merah jambu ini mungkin warna favorit Ayumi. Dengan rok panjang warna merah jambu dan sepatu hak tinggi, Ayumi kelihatan anggun.

Selama acara farewell party di lantai dua Hotel Hiroden, Ayumi menggandeng tanganku. Mesra. Tak peduli bapaknya, Suzuki San, meledeknya. Ia bilang kepada Ayumi, Simong San sudah punya pacar di Indonesia. Tapi Ayumi tak peduli.

Suzuki San memang pria yang lucu dan humoris. Suka ngledek orang. Handri, teman satu kamar di hotel Hiroden dan di rumah Suzuki, juga pernah diledeknya. Kata Suzuki, Handri mirip Akira Kurosawa, sutradara film terkenal Seven Samurai itu. 

Suzuki tahu dari biografi Handri yang diberikan JICA, kalau pemuda dari Semarang itu punya cita-cita jadi sutradara film. Dipuji seperti itu Handri hanya senyum-senyum. 

Mungkin malu karena sebetulnya wajah dia tidak mirip sama sekali dengan Akira Kurosawa. Kalau saya tatap, wajah Handri mirip Teru Miyamoto, penulis novel Maboroshi no Hikari.

Usai acara farewell party di hotel Hiroden, Hiroshima City, aku pun masuk kamar. Aku capek setelah membereskan semua barang-barang, baju, celana, dan lain-lain untuk kembali ke Tokyo. 

Jam sepuluh malam, setelah acara usai, aku pun tidur-tiduran di kamar. Membaca koran Hiroshima Daily, agar cepat kantuk.

Tiba-tiba ...tok..tok..tok. Ada orang yang mengetuk pintu kamarku. Ouh...ternyata Ayumi. Ia pun masuk kamarku. Tanpa kuduga sebelumnya, ia memelukku erat-erat seakan-akan orang yang rindu kepada pacarnya setelah tidak bertemu selama lima tahun. 

Ayumi menangis. Aku diam saja. Lalu Ayumi mengeluarkan sebuah poscard warna merah jambu yang berisi tulisan: I love you Simon. Aku pun kaget luar biasa. Ternyata gadis Jepang itu menyintaiku. Aku? Pikiranku tak karuan. Cinta memang tak tak kenal batasan bahasa, kulit, dan ras. Cinta adalah cinta. Cinta bagaikan sinar matahari yang menerangi bumi. Tanpa pamrih. Tanpa bisa dicegah.

Poscard merah jambu itu aku genggam dan kutempelkan di dada sambil memandang Ayumi. 

“I love you too,” jawabku. 

Ayumi tersenyum. Lalu memelukku. Aku ingat nasehat Pak AR sehingga aku pun segera melepaskan pelukan Ayumi. 

“Sorry Simong, I miss you. I love you,” kata Ayumi dengan suara lembut.

******

Kini Ayumi berada di hadapanku di Pasar Filipina, Negeri Sabah. Usianya sudah menua, tapi gurat-gurat kecantikannya masih terlihat.

“Sekarang tinggal di mana Ayumi,” tanyaku.

“Aku tinggal di Kinabalu. Ia pun memberikan kartu penduduk. Namanya tertulis Ayumi Matlani.

Aku kaget. Matlani? Siapakah suami Ayumi? Aku tahu Matlani adalah nama khas Melayu. Seperti nama Sabeni di Betawi. Aku jadi ingat Jasni Matlani, nama Presiden Badan Bahasa dan Sastra Negeri Sabah yang ramah dan humoris itu. Ketika aku usai membaca puisi di kampus Institut Keguruan dan Pendidikan di Kinabalu, Jasni Matlani menepuk bahuku sambil memuji, bagus puisimu Simon! Senang aku dipuji penyair dan novelis top Negeri Sabah itu.

“Kenapa nama belakangmu Matlani?” tanyaku kaget pada Ayumi.

“Suamiku sekarang orang dari Negeri Sabah. Namanya Muhammad Azis Matrani,” jawab Ayumi. 

Maksudnya Muhammad Azis Matlani. Aku terhenyak. Ooh Ayumi, gumamku tanpa sadar.

“Jadi kamu sekarang beragama Islam sehingga memakai hijab?” tanyaku penasaran.

“Ya Simong, aku sekarang musrimah. Suamiku memintaku memakai hijab sebagai ciri wanita musrimah. Suamiku sudah mengajarku membaca ayat-ayat ar-Qur’an dan pelajaran hadist,” jelas Ayumi.

Ayumi pun aku minta duduk di sebelahku, ikut makan ikan bakar dan lalapan latoh. Aku pesan cumi, ikan kerapu, dan udang macan bakar untuk Ayumi. Minumnya aku pesan orange juice, kesukaan Ayumi waktu di Jepang.

“Bagaimana suamimu dulu,” tanyaku. 

Aku tahu Ayumi sudah bersuami karena sebelum menikah ia bercerita melalui surat kepadaku bahwa ayahnya memaksa menikah dengan seorang bankir. Suzuki San ingin Ayumi menikah dengan orang kaya. 

Padahal Ayumi pernah menyatakan dalam suratnya, siap menikah denganku. Tapi karena desakan ayahnya, akhirnya dia terpaksa menikah dengan bankir itu.

“Aku sudah pisah dengan suamiku. Aku tak tahan karena suamiku suka mabuk. Dia peminum berat. Jadinya kasar dan suka menyakitiku. Aku tak tahan dan lari,” cerita Ayumi dengan wajah sendu dalam bahasa Inggris.

“Simong San, sebetulnya aku ingin menikah dengan orang Merayu seperti Indonesia atau Maraiysia. Makanya aku berusaha mendekatimu waktu di Hiroshima. Aku diberitahu teman-temanku yang sudah menikah dengan orang Indonesia bahwa orang Indonesia tidak suka minuman keras. Orang Indonesia juga tidak suka pesta. Agama yang dianutnya melarang orang minum minuman keras dan pesta dansa,” Ayumi menjelaskannya dengan wajah tertunduk. 

Aku pun ikut prihatin, kasihan mendengarnya.

“Tapi Simong tahu sendiri kan. Orang Jepang itu sangat materialistis. Semuanya diukur dengan uang dan kekayaan. Itulah sebabnya, ayahku meminta aku menikah dengan bankir yang kaya,” tutur Ayumi.

Aku diam. Sesekali tanganku mengorek-ngorek ikan bakar yang masih hangat belum kumakan. Ayumi aku minta meneguk minuman jus jeruknya. Ia pun minum jus warna kuning itu dengan pelan-pelan.

“Ayo dimakan ikan bakarnya, Ayumi. Jangan diam saja,” kataku. 

Ayumi mengambil ikan bakar. Ia pun mengambil latoh, kemudian mencowelnya dengan sambal asam khas buatan pengungsi Filipina itu. Ayumi kelihatan menikmatinya. Rupanya ia sudah tahu latoh duluan ketimbang aku karena sudah tiga tahun tinggal di Kinabalu.

“Aku punya anak satu, perempuan,” cerita Ayumi. 

Namanya Duriam Muhammad. Maksudnya Duliam Muhammad. Sengaja aku beri nama khas Merayu agar menyatu dengan kebudayaan setempat, ujar Ayumi yang mulai menyenangi kebudayaan Melayu. Aku bahagia menikah dengan Datuk Muhammad. 

Ia baik, salatnya rajin, dan sayang pada istri dan anak. Aku bersyukur kepada Tuhan mendapat suami orang Merayu, lanjut Ayumi dengan mata berbinar.

“Simong San sendiri punya anak berapa?” tanya Ayumi.

“Empat,” jawabku.

“Ouuh,” Ayumi kaget. 

“Banyak sekali anaknya. Di Jepang orang tak berani punya anak lebih dari dua. Bahkan mereka lebih suka punya anak satu atau tidak punya anak sama sekali,” jelasnya. 

“Malahan sekarang gadis-gadis Jepang lebih suka tidak menikah. Menikah dianggapnya merepotkan. Tidak bebas,” tambah Ayumi pakai bahasa Inggris.

“Bagaimana dengan masa tuanya,” tanyaku.

“Kan ada panti jompo. Pemerintah Jepang memotong gaji setiap karyawan untuk bayar asuransi hari tua. Jadi mereka tidak perlu repot. Di panti jompo fasilitasnya bagus. Ada orang yang mengurusnya,” jelas Ayumi.

Ayumi asik bercerita masa lalunya kepadaku. Tentang kuil Miyajima yang sekarang sering terendam air laut. Jembatan Kintakiyo yang sudah mulai rapuh. Tentang kota Hiroshima yang penduduknya makin berkurang. 

Populasi penduduk Jepang memang akhir-akhir ini berkurang terus. Hal ini terjadi karena gadis-gadis Jepang lebih suka hidup sendiri ketimbang berkeluarga.

“Simong, aku harus pulang. Sudah jam tujuh petang. Suamiku menunggu. Maaf ya. Rumahku dekat dari sini. Hanya satu kilo meter. Aku ke pasar Firipina hanya mau beli udang macan. Suamiku sangat menyuakinya,” kata Ayumi dengan suara lembut.

“Oke Ayumi. Jaga baik-baik ya. Hati-hati di jalan. Salam untuk suamimu,” kataku masih terkaget-kaget karena tak menduga bisa bertemu mantanku di Kinabalu.

“Assaramuaraikum,” kata Ayumi mengucapkan salam sebelum pergi.

“Waalaikum salam,” aku membalas salam Ayumi. Ayumi pun melambaikan tangan.

Hujan rintik-rintik belum berhenti dari pagi sampai malam di Kinabalu. Aku melihat Ayumi berjalan ke tempat parkir mobil. Tubuhnya yang tinggi semampai masih tetap seperti dulu. Rambutnya yang pirang kini tertutup hijab. Seperti tak percaya kejadian itu, aku bergumam – Tuhan telah menunjukkan keajaiban di Kinabalu kepadaku. Dipertemukan dengan wanita Jepang yang pernah aku cintai.

Dalam hati aku berdoa, Ya Allah bahagiakan Ayumi dan berkahilah keluarganya. Aku bahagia Ayumi mendapat suami orang Melayu yang dicita-citakannya.

Titik-titik air mata bahagia tak terasa membasahi kelopak mataku. Hujan rintik-rintik yang tak berhenti membasahi Kota Atas Bayu hari itu seakan  ikut membasahi hatiku. 

Aku bahagia jika Ayumi bahagia. Subhanallah! Tuhan telah menunjukkan kekuasaannya mengatur kehidupan manusia, bisik batinku. Allah Maha Besar. (*)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/wanita-jepang-berhijab-di-pasar-filipina.html

Sangat Disesalkan, Polisi Bertindak Brutal Terhadap Team Medis Dompet Dhuafa

15.01

JAKARTA, KabarXXI.Com – Tim Kemanusiaan dan Medis Dompet Dhuafa menerima perlakuan beringas dari Pasukan Brimob saat melakukan aksi kemanusiaan dalam Aksi Kedaulatan Rakyat, di depan Gedung Bawaslu, Jalan MH. Thamrin, Rabu, 22 Mei 2019, sampai Kamis dini hari, 23 Mei 2019.

Dompet Dhuafa menyampaikan kronologi peristiwa menyedihkan yang dialami lembaga filantropi di Indonesia itu.

Berkaitan dengan informasi yang bereda di media sosial (medsos) tentang penyerangan aparat Kepolisian terhadap tim medis Dompet Dhuafa, berikut kronologisnya:

– Pukul 23.50

Tim mendapat instruksi untuk bergerak dari posisi sebelumnya di persimpangan Jalan Sabang. Tim pertama di kendaraan Isuzu Panther terdiri dari 1 orang perawat, 2 tim dokumentasi, dan 1 orang driver.

Tim kedua dengan kendaraan taktis Toyota Hilux terdiri dari 2 orang perawat dan beberapa orang tim pendukung.

– 00.16 WIB

Dalam waktu yang sangat singkat, pasukan pemukul massa yang terdiri atas satuan brimob dan polisi berpakaian preman datang mengusir massa yang berada di sekitaran Sarinah. Kepolisian datang meringsek dan mendekati kendaraan Dompet Dhuafa. Tim yang ada di dalam kendaraan Dompet Dhuafa diminta turun.

Tim satu yang ada di dalam kendaraan Panther tidak mau turun, dan beberapa aparat seketika memukul kendaraan Isuzu Panther dengan tameng dan tongkat pemukul. Kaca bagian depan belakang, dan sebelah kanan hancur. Tak berselang lama kendaraan berhasil keluar dari kerumunan dan pergi meninggalkan lokasi.

Tim kedua yang berada di kendaraan Toyota Hilux mengikuti perintah untuk turun dan mereka diminta jongkok di depan kendaraan oleh seorang aparat. Satu anggota tim lainnya, terjatuh dari kendaraan dan langsung dipukul dan diinjak oleh anggota Kepolisian. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/sangat-disesalkan-polisi-bertindak.html

Pasaman Berhasil Raih Predikat Opini WTP Tahun 2019

15.01

PASAMAN, KabarXXl.Com – Tahun 2019, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pasaman berhasil dengan gemilang meraih dan mempertahankan predikat opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dalam evaluasi penilaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) 2018.

Pasaman berhasil memperoleh opini WTP untuk keenam kalinya secara berturut-turut dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan Sumatera Barat (Sumbar).

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) atas Laporan Keuangan Pemerintahan Daerah (LKPD) Kabupaten Pasaman Tahun Anggaran 2018 langsung diserahkan oleh Kepala BPK Perwakilan Provinsi Sumatera Barat, Pemut Aryo Wibowo, dan diterima langsung oleh Bupati Pasaman H. Yusuf Lubis didampingi Ketua DPRD Pasaman Yasri, di Aula Kantor BPK Perwakilan Sumatera Barat, Jalan Khatib Sulaiman Nomor 55 Padang, Jum'at, 24 Mei 2019.

Turut hadir Ketua DPRD Kabupaten Pasaman Yasri, Plt Kepala Badan Keuangan Daerah Dahliana, Kabid Aset Endrisal, Kepala Inspektorat M. Ikhsan, Kabag Humas Devi Alfriani, serta sejumlah pejabat lainnya.

Bupati Yusuf Lubis menyampaikan terimakasih, serta puji syukur kepada Allah SWT atas apresiasi yang diberikan jajaran BPK Provinsi Sumbar yang telah melakukan pembinaan, sehingga Pasaman berhasil meraih predikat WTP.

Ia juga mengucapkan terimakasih kepada seluruh jajaran SKPD, khususnya instansi terkait yang telah mengawal pengelolaan keuangan daerah itu. Tak lupa kepada DPRD Kabupaten Pasaman yang juga berperan mengawal akuntabilitas dan transparansi keuangan di pemerintahan tersebut.

“Terimakasih kepada jajaran BPK RI, yang senantiasa melakukan pembinaan secara berkala terhadap laporan keuangan pemerintah, dan SKPD yang telah bekerja keras, begitu juga DPRD atas pengawalan pengeloaan keuangan daerah,” ujarnya.

Dia menilai, dari tahun ke tahun terjadi peningkatan kinerja yang ditandai dengan raihan WTP atas pemeriksaan akuntabilitas keuangan Pemkab Pasaman, dan sudah enam kali berturut-turut.

"Pengelolaan keuangan makin baik. Untuk itu tiap SKPD harus semakin meningkatkan kemampuannya. Meski ada temuan dan beberapa catatan, itu akan menjadi bahan evaluasi bagi kita untuk perbaikan ke depannya,” kata Bupati.

Ia menegaskan, pihaknya akan terus menjalankan komitmennya untuk meningkatkan pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan transparan. Upaya reformasi birokrasi akan terus digalakkan dalam rangka terwujudnya masyarakat Pasaman sejahtera, agamis dan berbudaya.

Sementara itu, Ketua BPK Perwakilan Sumbar, Pemut Aryo Wibowo mengapresiasi Bupati Pasaman dan jajaran yang telah berhasil membenahi aset dan administrasi keuangan sehingga mempertahankan predikat opini WTP dalam evaluasi penilaian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) 2016. 

"Opini merupakan pernyataan profesional yang diberikan BPK atas LKDP. Pemberian Opini merupakan proses akhir dari proses pemeriksaan yang telah dilakukan," ucap Pemut.

BPK sebagai lembaga negara yang diberi kewenangan memeriksa pengelolaan keuangan negara oleh pemerintah.

Kata dia, pihaknya hanya memeriksa tiga aspek, yakni, laporan keuangan, kinerja pemerintah dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Ketua DPRD Pasaman, Yasri yang turut hadir di BPK menyampaikan apresiasinya kepada Pemkab Pasaman yang sudah berhasil mengembangkan era keterbukaan dalam mengelola anggaran APBD-nya. 

Menurutnya, WTP bukanlah prestasi, namun sesuai namanya predikat WTP merupakan kewajaran. Pemkab Pasaman sudah mampu melaksanakan tatakelola keuangan daerah secara wajar, benar dan transparan. 

"Kepada pengguna anggaran di masing-masing SKPD, ke depan kita berharap, agar dalam penggunaan keuangan harus tetap mengacu pada rujukan yang diatur oleh undang-undang serta ketentuan lainnya yang berlaku,” ujarnya.

“Kendati daerah kita telah menerima anugrah tersebut, namun ada beberapa rekomendasi yang harus segera diperbaiki guna mempertahankan WTP pada penilaian laporan penggunaan keuangan daerah di tahun mendatang,” imbuhnya.

"Mudah-mudahan pengelolaan aset dan administrasi Keuangan Pemkab Pasaman ke depannya lebih baik lagi," harapnya.

Plt Kepala Badan Keuangan Daerah (BKD) Pasaman, Dahliana didampingi Kabid Aset Endrisal menyebutkan, bahwa Pemkab Pasaman sudah enam kali berturut-turut memperoleh opini WTP dari BPK RI. 

"Predikat opini WTP tahun ini, merupakan prestasi yang ke enam kalinya diraih oleh Kabupaten Pasaman. Sebelumnya Kabupaten Pasaman telah pernah meraih predikat opini WTP atas penilaian LKPD tahun 2014, 2015, 2016, 2017, dan 2018," ujarnya. (Ewin)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/pasaman-berhasil-raih-predikat-opini.html

Kabupaten Tanggamus Raih Opini Wajar Tanpa Pengecualian Tahun 2019

15.01

TANGGAMUS, KabarXXI.Com – Bupati Tanggamus Hj. Dewi Handajani bersama Ketua DPRD Heri Agus Setiawan didampingi Wakil Bupati Tanggamus Hi. AM. Syafi’i menghadiri sekaligus menandatangani dan menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP)  atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2018.

Dalam Hal  ini Kabupaten Tanggamus meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) Tahun 2019 yang diserahkan oleh Kepala BPK Provinsi Lampung, Sunarto, di Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Provinsi Lampung, Kamis, 23 Mei 2019.

Bupati Tanggamus Hj Dewi Handajani saat menghadiri kegiatan Buka Puasa Bersama (Bukber) di kantor Kejaksaan Negeri Tanggamus mengatakan, bahwa penghargaan ini yang ketiga kalinya.

“Tentunya ke depan kita berupaya mempertahankan karya baik ini, dimana semua pencapaian memenuhi target yang ditentukan oleh BPK Pusat,” ujarnya.

“Adapun 7 Kabupaten yang meraih Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) pada Tahun 2019 ini Pemerintah Kabupaten, diantaranya Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Lampung Tengah, Kabupaten Lampung Barat, Kota Metro, Kabupaten Way Kanan, Kabupaten Pesawaran, dan Kabupaten Pringsewu,” imbuhnya. (Hasbuna)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/kabupaten-tanggamus-raih-opini-wajar.html

JICA Indonesia Dukung Penerbitan Buku Perdana Kappija-21

15.01
Sekjen Kappija-21, Wilson Lalengke bersama Chief Representative JICA Indonesia, Mr. Shinichi Yamanaka (Courtesy Bang Affan) 
JAKARTA, KabarXXI.Com – Japan International Cooperation Agency (JICA) Indonesia menyatakan dukungannya atas rencana Pengurus Keluarga Alumni Program Persahabatan Indonesia Jepang Abad 21 (Kappija-21) untuk menerbitkan buku berjudul “Dari MRT Tsunami Hingga Doraemon”.

Hal itu terungkap saat Sekretaris Jenderal Kappija-21, Wilson Lalengke, berbincang-bincang dengan Chief Representative JICA Indonesia Office, Mr. Shinichi Yamanaka, di sela-sela acara silahturahmi dan berbuka puasa bersama Kappija-21 dan JICA, di Jawa Room, Kantor JICA Indonesia, Gedung Sentral Senayan 2, Jakarta Pusat, Senin, 20 Mei 2019.

Dalam perbincangan itu, terlihat Mr. Yamanaka sungguh tertarik dengan ide penerbitan buku, yang isinya merupakan hasil karya para peserta essay contest yang diadakan Kappija-21 bersama JICA dan PPWI Nasional bersempena peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia Jepang tahun 2018 lalu.

“I am very interested on this book, MRT is one of our JICA Project in Indonesia. I support this book to be published,” ujar Mr. Yamanaka dalam Bahasa Inggris, sehubungan beliau belum lama menjabat di Indonesia, sehingga masih belajar berbahasa Indonesia.

Dummy atau contoh buku tersebut yang diperlihatkan saat diskusi sempat dibolak-balik, dibuka-buka isinya ke kiri dan ke kanan oleh Mr. Yamanaka.

Sambil tersenyum cerah, beliau terlihat amat terkesan dengan hasil karya buku perdana yang akan diterbitkan Kappija-21 sebagai organisasi alumni yang dilahirkan dan diasuh oleh JICA selama ini.

“It is very nice work,” imbuh Mr. Yamanaka sambil membolak-balik bukunya.

Dummy buku tersebut berkenan dibawa pulang oleh beliau saat acara berbuka puasa bersama usai untuk dibuatkan kata sambutan oleh Mr. Yamanaka atas nama JICA Indonesia.

Bagi Kappija-21, penerbitan karya tulis seperti ini dipandang sangat penting dan mendesak. Alumni program persahabatan yang digagas oleh PM Jepang, Yasuhiro Nakasone di tahun 1984 itu, saat ini telah mencapai hampir 5 ribu orang. Para alumni ini semuanya tergolong sukses, baik sebagai pejabat pemerintah, profesional, wirausahawan, politikus, dan bahkan pekerja informal serta relawan. Tercatat antara lain, ada anggota Kappija-21 yang jadi menteri, yakni Tjahjo Kumolo dan Erlangga Hartarto; yang jadi anggota DPR RI, antara lain Tengku Juwarno dan Ferdiasyah; yang jadi Direktur di Kemendes DDT, yakni Bang Rafdinal; yang jadi Komisaris PT. Taman Impian Jaya Ancol, Bang Geizs Chalifah, dan ribuan anggota lainnya yang sukses-sukses.

“Pada kondisi kekuatan Kappija-21 yang sedemikian besar ini, sudah selayaknya jika Kappija-21 dapat menghasilkan karya-karya terbaiknya dalam bentuk karya tulis yang terdokumentasi, yang akan menjadi catatan sejarah bagi peradaban bangsa ke masa depan,” jelas Wilson Lalengke selaku editor dari buku ini.

Sehubungan dengan itu, Wilson yang juga merupakan Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Nasional itu berharap kiranya rencana penerbitan buku “Dari MRT Tsunami Hingga Doraemon” tersebut dapat terwujud.

“Kami berterimakasih kepada JICA yang sudah menyatakan mendukung penerbitan buku ini, juga akan membuatkan kata sambutan dalam buku tersebut; serta semua pihak yang terlibat, baik langsung maupun tidak langsung dalam melahirkan karya ini. Terutama terimakasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua peserta lomba menulis essay lalu. Karya Anda semua pasti berguna bagi generasi kedua bangsa, Indonesia dan Jepang,” tutup Wilson yang merupakan lulusan PPRA-48 Lemhannas RI Tahun 2012 itu. (rls/red)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/jica-indonesia-dukung-penerbitan-buku.html

Raja Maroko Ucapkan Selamat Kepada Joko Widodo

15.01

JAKARTA, KabarXXI.Com – Raja Maroko yang mulia Mohammed VI mengirim pesan ucapan selamat kepada Joko Widodo atas terpilihnya kembali sebagai Presiden Republik Indonesia, Rabu, 22 Mei 2019.

Dalam pesan yang dipublikasikan melalui berbagai media di Maroko itu, Pemimpin Kerajaan Maroko ini menyampaikan ucapan selamat dengan setulus-tulusnya kepada Presiden Jokowi atas kepercayaan baru yang diberikan kepadanya oleh rakyat Indonesia untuk memimpin mereka menuju kemajuan dan kemakmuran lebih lanjut.

Pada kesempatan ini, yang mulia Mohammed VI juga menyatakan kepuasannya atas terjalinnya ikatan hubungan persaudaraan yang kuat dan solidaritas aktif yang menyatukan kedua bangsa, Indonesia dengan Maroko selama ini.

Raja Maroko juga menegaskan kembali tekadnya untuk terus bekerjasama dengan Widodo dalam memperkuat hubungan kerjasama yang bermanfaat bagi Maroko dan Indonesia dan memperluas bidang-bidang kerjasama mereka demi melayani kepentingan kedua bangsa yang bersaudara ini. (*)

Sumber: Press-release Kedubes Maroko di Jakarta


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/raja-maroko-ucapkan-selamat-kepada-joko.html

Jelang Lebaran, Bupati Tangerang Sidak ke Pasar Tradisional Tigaraksa

15.01

TANGERANG, KabarXXI.Com – Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar melakukan kunjungan ke dua lokasi berbeda untuk memantau kebutuhan pokok menjelang lebaran, dan juga memantau peredaran makanan yang mengandung bahan berbahaya, Jumat, 24 Mei 2019.

Dalam kesempatan tersebut Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di pasar tradisional Tigaraksa dan Pusat perbelanjaan Farmers Market Eco Plaza Citra Raya. 

Bupati Zaki mengatakan, menjelang lebaran kebutuhan pokok trennya sediki naik karena banyak permintaan dan stok terbatas, tetapi dari pantauannya harga kebutuhan pokok masih terpantau normal dan stoknya juga masih cukup sampai lebaran.

"Kita lakukan sidak bahan pokok menghadapi Ramadan dan menjelang lebaran. Untuk itu, langsung mengecek harga bahan pokok juga stok menjelang lebaran. Hingga saat ini, stok kebutuhan aman, dan harga-harga juga masih relatif normal tidak mengalami kenaikan signifikan," ujar Zaki kepada awak media.

Dalam sidak tersebut, Bupati didampingi langsung oleh Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Tedi Suardi, Dinas Kesehatan, Badan POM Provinsi Banten.

Hasil sidak ditemukan makanan yang mengandung bahan berbahaya. 

“Pedagang makanan yang menggunakan bahan bahaya kita sita dan lakukan pembinaan agar ke depan tidak melakukan hal yang sama bisa membahayakan masyarakat,” ujar Bupati.

Sementara itu, Kepala BPOM Banten, Widiya mengatakan, bahwa dari beberapa sampel yang diuji ternyata masih ada beberapa makanan yang mengandung bahan berbahaya apabila dikonsumsi manusia, seperti mengandung formalin, boraks, dan Rodha-B (pewarna tekstil), seperti, tahu kuning, kerupuk berwarna, kue kering, mie basah dan lainnya.

"Bahan tersebut berbahaya jika dikonsumsi terus menerus oleh manusia, dan kami menghimbau agar masyarakat lebih selektif dalam memilih makanan, jangan sampai tertipu dengan warnanya saja yang menarik, tetapi harus lebih teliti demi kesehatan kita," terangnya. (J. Sianturi)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/jelang-lebaran-bupati-tangerang-sidak.html

HMI Lampung Utara dan Alam Semesta Gelar Aksi Damai 245

15.01

LAMPUNG UTARA, KabarXXI.Com – Massa yang tergabung daalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Lampung Utara bersama Aliansi Masyarakat Mahasiswa dan Pemuda Lampung Utara (Alam Semesta) menggelar aksi damai di bundaran Tugu Payan Mas, Jumat, 24 Mei 2019.

Massa aksi damai melakukan long march dari Eks Kantor KNPI menuju bundaran Tugu Payan Mas sejak Pukul 14:00 Wib.

Dalam aksinya, massa mempunyai 5 tuntutan, berikut tuntutannya:

1. Meminta semua elit politik bertanggung jawab atas terjadinya insiden saat ini.

2. Penyelenggara pemilu baik KPU dan Bawaslu bertanggung jawab atas proses dan hasil demokrasi terburuk dalam sejarah demokrasi Indonesia.

3. Polri sebagai aparat penegak hukum bertanggung jawab atas tindakan reperensif yang berujung pada kematian Para pejuang aspirasi demokrasi.

4. Tegakkan supremasi hukum di Indonesia yang berkeadilan terhadap semua rakyat Indonesia.

5. Mendukung DPR membentuk TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta)

"HMI serta Aliansi Masyarakat Mahasiswa dan Pemuda Lampung Utara (Alam Semesta) akan selalu ada dalam memperjuangkan hak-hak demokrasi yang di bungkam oleh rezim ini," ucap Ade Candra Irawan, Ketua HMI Cabang Lampung Utara.

Setelah mengutarakan semua tuntutannya, massa aksi membubarkan diri dengan tertib. (Tajuddin)


source http://www.kabarxxi.com/2019/05/hmi-lampung-utara-dan-alam-semesta.html