Judul : Jokowi Minta Tambang Emas Liar Penyebab Banjir Lebak Ditutup, Ini Kata Gubernur Banten
link : Jokowi Minta Tambang Emas Liar Penyebab Banjir Lebak Ditutup, Ini Kata Gubernur Banten
Jokowi Minta Tambang Emas Liar Penyebab Banjir Lebak Ditutup, Ini Kata Gubernur Banten
Beritaterheboh.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam kunjungannya ke lokasi banjir bandang di Lebak, Selasa (7/1/2020) meminta tambang emas ilegal di Kawasan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) ditutup.
Jokowi menyebut, keberadaan tambang emas ilegal tersebut memicu banjir bandang yang menerjang enam kecamatan di Kabupaten Lebak pada Rabu (1/1/2020).
Lantas, bagaimana tanggapan Gubernur Banten Wahidin Halim saat menerima perintah Jokowi ini?
Gubernur Banten Wahidin Halim, yang diinstruksikan untuk menutup aktivitas penambangan emas tanpa izin (PETI) itu, mengatakan akan melakukan survei dan kajian terlebih dahulu.
Baca juga: Jokowi di Lebak: Tidak Ada Toleransi Bagi Penambang Ilegal di Gunung Halimun Salak
Lakukan kajian dulu
Wahidin mengatakan, sebetulnya penutupan tambang di Kawasan TNGHS merupakan wewenang dari Pengelolaan Lingkungan Hidup lantaran penebangan hutan, perusakan hutan pencemaran lingkungan hidup, kata dia, memiliki undang-undang tersendiri.
Namun, lantaran diperintah langsung oleh Jokowi, Wahidin akan menindaklanjuti hal tersebut dengan melakukan pengkajian terlebih dahulu.
"Saya akan rapat koordinasi dengan kementerian dan institusi terkait sehubungan hal ini, karena kita sudah menyaksikan sendiri bagaimana dampak yang ditimbulkan dari tambang liar tersebut," kata Gubernur Banten melalui siaran tertulis yang diterima Kompas.com, Rabu (8/1/2020).
Jokowi: tidak ada toleransi lagi
Saat berkunjung ke lokasi bencana di Pondok Pesantren La Tansa, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, Selasa (7/1/2020), Jokowi meminta kepada Gubernur Banten Wahidin Halim, dan Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya untuk segera menghentikan aktivitas tambang di TNGHS terutama di wilayah Kabupaten Lebak.
Menurut Jokowi tidak ada toleransi lagi pagi aktivitas tambang emas liar di TNGHS, karena merugikan masyarakat.
"Gak bisa lagi, karena keuntungan satu dua tiga orang, kemudian ribuan lainnya dirugikan dengan adanya banjir bandang ini," kata Jokowi.
Berdasarkan data dari balai Taman Nasional Gunung Halimun Salak, terdapat 178 hektar aktivitas tambang emas liar di sekitar hulu sungai Ciberang.
Baca juga: Tinjau Lokasi Banjir Bandang di Lebak, Jokowi Minta Tambang Emas Liar di Gunung Halimun Salak Dihentikan
Banjir bandang di tahun baru
Dilaporkan sebelumnya, Banjir Bandang menerjang Kabupaten Lebak, Rabu (1/1/2020).
Banjir bandang terjadi lantaran aliran sungai Ciberang yang berhulu di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) meluap.
Enam kecamatan yang terdampak banjir bandang Lebak yakni Kecamatan Cipanas, Sajira, Lebakgedong, Curugbitung, Maja dan Cimarga.
Sedih, Ada Banyak Mobil Terseret Banjir Bandang Lebak Belum Dievakuasi
Aftermath banjir Jakarta 2020 memperlihatkan mobil towing, derek, serta gendong dari berbagai layanan jasa asuransi, bengkel, hingga milik Suku Dinas (Sudin) pemerintah setempat mondar-mandir melayani evakuasi.
Sayangnya, sampai Rabu (8/1/2020), di Lebak, Provinsi Banten, kondisinya berbeda. Dikutip dari kantor berita Antara, puluhan kendaraan roda dua dan roda empat yang terseret banjir bandang di Kabupaten Lebak masih belum dievakuasi oleh pemilik kendaraan maupun petugas, serta menjadi tontonan warga pada hari ini.
Komunitas Offroad berusaha mengevakuasi bus yang sebelumnya terdampak banjir di PGP Bekasi pada Jumat (3/1/2020). Sebagai ilustrasi evakuasi [Suara.com/M Yacub]
Sebagian besar kendaraan yang terseret banjir berada di sekitar kawasan Sungai Ciberang. Pada saat air bah melanda, sejumlah kendaraan hanyut hingga tujuh km.
"Kami belum memikirkan untuk mengevakuasi kendaraan," demikian papar Nana, salah satu warga Kecamatan Sajira. Pasalnya, bencana banjir telah membuat kediamannya juga hanyut dan rusak berat.
Hinda kini, keluarganya untuk sementara menumpang di rumah kerabat yang lebih aman dari ancaman banjir.
"Kami fokus bagaimana bisa kembali membangun rumah dan belum memikirkan untuk mengevakuasi kendaraan," tandasnya.
Sementara Sobri, warga Kecamatan Sajira lainnya, juga belum berpikir untuk mengevakuasi mobilnya yang terseret banjir bandang. Bersama keluarganya dia masih tinggal di Posko Pengungsian Gedung PGRI Kecamatan Sajira. Ia merencanakan mengurusi mobil yang terdampak di tepi Sungai Ciberang setelah urusan tempat tinggal keluarganya beres.
Sedangkan Haji Rahmat, Camat Sajira mengatakan bahwa sampai sekarang sebagian besar kendaraan yang terseret banjir belum diambil oleh pemiliknya.
"Banyak kendaraan roda dua, dan roda empat yang belum dievakuasi. Seperti di Desa Sukarame, Desa Calungbungur, Desa Sukajadi, dan Sajira Mekar," jelasnya.
Disampaikannya pula, di antara kendaraan yang terseret banjir tadi, terdapat mobil jamaah peserta pengajian yang diparkir tidak jauh dari Sungai Ciberang.
Semoga proses evakuasi korban banjir bandang serta benda-benda yang bisa diselamatkan dalam bencana banjir bandang Lebak bisa segera ditangani.(suara.com/kompas.com)
(kompas.com)
from Berita Heboh https://ift.tt/2R2h2xQ
via IFTTT
loading...
Demikianlah Artikel Jokowi Minta Tambang Emas Liar Penyebab Banjir Lebak Ditutup, Ini Kata Gubernur Banten
Sekianlah artikel Jokowi Minta Tambang Emas Liar Penyebab Banjir Lebak Ditutup, Ini Kata Gubernur Banten kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Jokowi Minta Tambang Emas Liar Penyebab Banjir Lebak Ditutup, Ini Kata Gubernur Banten dengan alamat link https://ifknews.blogspot.com/2020/01/jokowi-minta-tambang-emas-liar-penyebab.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar