"Seharusnya, tidak ada satu negara pun yang berpikir mereka tidak akan kena (virus corona) secara blak-blakan," Tedros ungkap seperti dikutip kantor berita Reuters pada Sabtu (29/2).
Ia kemudian mengambil contoh negara anggota G7, Italia yang kini justru banyak muncul kasus baru. Berdasarkan data yang dikutip dari stasiun berita BBC (26/2), ada 400 kasus virus corona yang dilaporkan.
"Jadi, ini benar-benar sebuah kejutan. Bahkan, Anda melihat banyak kejutan di negara maju lainnya. Jadi, sudah seharusnya akan ada banyak kejutan yang muncul," tutur dia.
Lalu, negara mana yang ia maksud terlalu percaya diri dan mengatakan tidak akan mungkin terjangkit virus corona?
1. Dirjen WHO sempat menyinggung Iran, Italia, dan Korea Selatan
Tedros mengatakan epidemi di Iran, Italia, dan Korea Selatan berada pada ‘titik yang menentukan’. Artinya ke depan masih ditandai oleh infeksi atau penularan secara lokal atau di kelompok masyarakat tertentu. Infeksinya belum terjadi antar manusia yang tidak pernah melakukan kontak sama sekali.
Sebelumnya WHO sudah menyatakan gara-gara wabah virus corona ini, mereka mengumumkan status darurat kesehatan pada (30/1). WHO juga sudah mendorong negara-negara anggota untuk mulai mengampanyekan kepada publik pemantauan secara ketat, kamar isolasi dan edukasi publik.
"Virus ini memiliki potensi pandemik. Tapi, ini bukan saatnya untuk takut, melainkan ini merupakan momen untuk bertindak dan melakukan pencegahan dan menyelamatkan nyawa orang lain," kata Tedros secara tegas.
Salah satu yang menjadi pemantauan WHO dari dekat yakni tingkat kematian di Iran yang telah mencapai 34 orang. Padahal, sebelumnya, sempat muncul ada laporan kematian di Kota Qom yang menyebut sudah ada 50 orang yang meninggal pada pekan lalu akibat virus yang diberi nama COVID-19 itu.
Iran menjadi negara kedua setelah Tiongkok yang memiliki tingkat kematian yang tinggi.
2. Sudah ada 54 negara di seluruh dunia yang terjangkit virus corona
Sejauh ini, lebih dari 83 ribu orang terinfeksi virus corona di sedikitnya 54 negara/wilayah. Jumlah korban meninggal akibat virus ini mencapai 2.931 orang secara global.
“Kita berada di titik yang menentukan. Jika Anda bertindak agresif sekarang, Anda bisa mengatasi virus ini, Anda bisa mencegah orang-orang sakit, Anda bisa menyelamatkan banyak nyawa," ungkap Tedros.
3. WHO tengah menyindir Indonesia?
Pernyataan Tedros itu kemudian dimaknai oleh sebagian pihak merupakan sindiran terhadap Pemerintah Indonesia. Hingga saat ini, Indonesia selalu mengklaim masih terbebas dari COVID-19.
Kendati sudah ada dua orang yang meninggal ketika tengah diisolasi. Namun, Kemenkes selalu menepis kematian kedua pasien itu akibat virus corona.
Sebagian pun mengira Indonesia merupakan negara yang kebal virus corona. Walaupun lalu lintas orang keluar dan masuk RI tergolong tinggi, namun Indonesia masih menyatakan tak ada virus corona di dalam negaranya.
Terbaru, Wakil Presiden RI Ma’ruf Amin mengatakan salah satu faktor yang membuat Indonesia tidak terjangkit virus corona adalah karena doa qunut dari para ulama dan kyai.
Ma'ruf turut menyebut kerjasama yang baik antar lembaga untuk mencegah agar virus dengan nama COVID-19 itu tak masuk ke Tanah Air, untuk saat ini dinilai cukup ampuh.
"Banyak kiai dan ulama yang selalu membaca doa qunut. Saya juga begitu baca doa qunut untuk menjauhkan bala, bahaya, wabah-wabah dan penyakit. Makanya (virus) corona minggir di Indonesia," kata Ma'ruf di Pangkal Pinang, Bangka, Jumat (28/2).(Idntimes.com)
from Berita Heboh https://ift.tt/2ToNWds
via IFTTT