4 Fakta di Balik Pemudik Bandel Jalani Karantina di Rumah Hantu, Menangis Ketakutan

13.55
4 Fakta di Balik Pemudik Bandel Jalani Karantina di Rumah Hantu, Menangis Ketakutan - Hallo sahabat IFKNews, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul 4 Fakta di Balik Pemudik Bandel Jalani Karantina di Rumah Hantu, Menangis Ketakutan, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel IFKNews Sekilas Politik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : 4 Fakta di Balik Pemudik Bandel Jalani Karantina di Rumah Hantu, Menangis Ketakutan
link : 4 Fakta di Balik Pemudik Bandel Jalani Karantina di Rumah Hantu, Menangis Ketakutan

Baca juga


4 Fakta di Balik Pemudik Bandel Jalani Karantina di Rumah Hantu, Menangis Ketakutan

Bekas rumah dinas sinder atau mandor tebu bakal disulap menjadi lokasi karantina bagi orang dalam pemantauan (ODP) yang bandel di kompleks bekas Pabrik Gula Sido Wurung atau lebih dikenal dengan Kedoeng Banteng, Desa Gondang, Kecamatan Gondang, Kabupaten Sragen. 



Beritaterheboh.com - Perangkat Desa Sepat, Kecamatan, menyulap rumah kosong yang diyakini berhantu menjadi lokasi bagi para pendatang yang tidak tertib saat jalani karantina mandiri.

Menurut aparat desa setempat, sudah ada tiga warganya yang menjajal suasana mistis di bekas gudang tas tersebut.

Sementara itu, ketiga warga yang sempat dua hari dikarantina, mengaku takut dan minta pulang.

Berikut ini fakta lengkapnya:

1. Tidak tertib
Menurut Kepala Desa Sepat, Mulyono, ada tiga warganya yang baru pulang dari Jakarta, Lampung dan Kalimantan.

Namun, saat diminta menjalani karantina mandiri selama 14 hari dirumah, petugas mendengar informasi jika ketiganya tidak tertib.

Setelah itu, petugas Covid-19 Desa Sepat terpaksa menjemput ketiga warga tersebut dan dibawa ke rumah hantu untuk karantina.

"Niat kita membuat rumah hantu ini adalah untuk karantina bagi pemudik yang bandel menjalani karantina mandiri di rumah," ungkap Mulyono.

2. Bekas gudang tas
Mulyono menjelaskan, rumah tua di Desa Sepat sudah 10 tahun tak dihuni.

Dari informasi yang diperoleh, rumah tersebut dulunya digunakan sebagai gudang tas.

Warga sekitar meyakini penuh dengan suasana mistis dan tak sedikit yang menganggap angker.



3. Menangis ketakutan
Sementara itu, dari penjelasan Mulyono, tiga warga sempat jalani karantina selama dua hari.

Mereka mengaku takut dan menangis saat merasa didatangi bayangan aneh di dalam rumah kosong tersebut.

"Dua hari mereka nangis-nangis terus. Tiap malam malam katanya didatangi dan dibayang-bayangi hantu di rumah hantu," kata Mulyono, saat dihubungi Kompas.com.

4. Permohonan orangtua
Setelah kejadian itu, orangtua para pemudik menemui Mulyono tiga kali memohon agar anaknya tersebut dapat menjalani karantina mandiri di rumah selama 14 hari.

Mulyono tidak begitu saja mengabulkan permohonan mareka. Akhirnya dengan petimbangan dan komitmen orangtua untuk mengawasi anak-anaknya karantina mandiri di rumah, ketiganya dilepaskan untuk menjalani karantina di rumah.

"Orangtuanya setuju untuk membantu dan mengawasi anaknya karantina mandiri di rumah akhirnya kita lepaskan dari rumah hantu," ujar dia.(kompas.com)

from Berita Heboh https://ift.tt/2x8FO9M
via IFTTT


loading...

Demikianlah Artikel 4 Fakta di Balik Pemudik Bandel Jalani Karantina di Rumah Hantu, Menangis Ketakutan

Sekianlah artikel 4 Fakta di Balik Pemudik Bandel Jalani Karantina di Rumah Hantu, Menangis Ketakutan kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel 4 Fakta di Balik Pemudik Bandel Jalani Karantina di Rumah Hantu, Menangis Ketakutan dengan alamat link https://ifknews.blogspot.com/2020/04/4-fakta-di-balik-pemudik-bandel-jalani.html

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Tidak ada komentar:

Posting Komentar