Buka-bukaan IDI soal Angka Kematian Corona Dijawab Pemerintah

08.04
Buka-bukaan IDI soal Angka Kematian Corona Dijawab Pemerintah - Hallo sahabat IFKNews, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Buka-bukaan IDI soal Angka Kematian Corona Dijawab Pemerintah, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel IFKNews Sekilas Politik, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Buka-bukaan IDI soal Angka Kematian Corona Dijawab Pemerintah
link : Buka-bukaan IDI soal Angka Kematian Corona Dijawab Pemerintah

Baca juga


Buka-bukaan IDI soal Angka Kematian Corona Dijawab Pemerintah


Beritaterheboh.com -  Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengungkap jumlah kematian terkait virus Corona (COVID-19) di Indonesia lebih dari 1.000 orang. Jumlah itu terdiri dari jumlah kasus positif ditambah pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia di rumah sakit.

IDI mengungkapkan ada beberapa pasien PDP dinyatakan positif setelah meninggal. Oleh karena itu, IDI menegaskan angka kematian yang disebut mencapai 1.000 orang itu merupakan akumulasi dari kasus positif dan PDP Corona.

"Dari angka positif COVID yang meninggal dan PDP COVID yang meninggal di RS yang merawat atau barangkali ada juga yang di luar di rumah sakit tapi sudah dilaporkan sebagai PDP itu kalau ditotal-total ya memang angkanya di atas angka yang disebutkan," ujar Humas PB IDI, Halik Malik saat dihubungi, Sabtu (18/4).


"Ya sejauh ini kan belum pernah diumumkan yang statusnya PDP. Sementara banyak laporan pasien dalam pengawasan COVID-19 ini belum menerima hasil lab keburu meninggal. Nah itu kalau ditotalkan dengan yang sudah disampaikan jubir pemerintah ya memang angkanya di atas itu," imbuhnya.

Halik menilai data Corona yang disampaikan pemerintah saat ini belum menggambarkan kondisi rill kasus Corona di Indonesia. Dia juga mendorong pemerintah membuka data lengkap mulai data petugas medis hingga pasien terkait Corona.

"Memang sejak awal IDI mendorong supaya data yang terpapar COVID siapapun yang terdampak COVID ini termasuk petugas medis tenaga kesehatan dokter itu perlu diketahui seberapa jumlahnya yang tertular COVID-19 berapa yang dirawat, berapa yang wafat karena COVID," tutur Halik.


Ketua Umum IDI Daeng M Faqih juga menilai pemeriksaan terkait virus Corona di Indonesia relatif kurang cepat. Karena itu, mereka yang berstatus PDP meninggal dunia sebelum hasil pemeriksaan keluar.

"PDP yang meninggal belum masuk dalam laporan kematian. PDP yang meninggal oleh RS dilaporkan juga sebagai kematian perawatan COVID, dimakamkan sesuai prosedur COVID. Hasil pemeriksaan belum keluar bahkan belum sempat diperiksa," kata Daeng kepada wartawan, Sabtu (18/4).

IDI Sebut Data Pemerintah Tak Mewakili Seluruh RI

IDI juga menilai data kematian yang diumumkan pemerintah terkait Corona (COVID-19) belum sepenuhnya mewakili keseluruhan Indonesia. Hal itu disebabkan karena adanya keterbatasan pemeriksaan terkait pasien Corona.


"Data sekarang belum mewakili keseluruhan yang sebenarnya terjadi karena keterbatasan pemeriksaan dan kecepatan pemeriksaan masih kurang. Kalau akurasi PCR itu akurat," tutur Daeng saat dihubungi, Minggu (19/4).


Daeng juga melihat ada ketidaksinkronan data kematian yang diungkapkan oleh pemerintah saat ini. Menurut Daeng, ketidaksinkronan itu terlihat dari banyaknya pasien dalam pengawasan (PDP) yang meninggal dunia sebelum dilakukan pemeriksaan.

"Kemudian juga berpotensi angka kematian berpotensi jauh lebih besar dari apa yang diumumkan pemerintah. Alasannya, karena angka kematian yang status PDP itu banyak, PDP ada yang belum diperiksa karena kurang cepat pemeriksaan PCR dan kurang luas dan ada juga yang mungkin tidak sempat diambil swab-nya, sudah terlanjur dikubur," jelasnya.

Lalu, apa respons pemerintah terkait hal ini?

Pemerintah melalui Juru Bicaranya, dr Achmad Yurianto menegaskan setiap data yang dipublikasi oleh pemerintah setiap harinya adalah data pasien yang benar-benar terkonfirmasi positif. Data yang disampaikan pemerintah itu bukan data gabungan PDP dan positif, melainkan hanya pasien terkonfirmasi positif Corona saja.


"Dia (IDI) dapat data dari mana? Kalau data dari saya kan jumlah konfirmasi positif, apakah semua orang yang meninggal harus COVID? Kalau nggak COVID nggak boleh meninggal? Nggak, kalau di saya itu data yang konfirmasi COVID saja, kalau data yang bukan COVID juga ada datanya, tapi yang saya umumkan cuma data COVID," ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, dr Achmad Yurianto saat dihubungi, Minggu (19/4).


"Kalau semua kematian dijumlahkan ke konfirmasi positif, pasti angkanya tinggi," imbuh Yuri.

Yuri menegaskan dirinya juga memiliki data kematian untuk pasien dalam pengawasan (PDP) dan juga orang dalam pemantauan (ODP). Data yang disampaikan setiap harinya ini juga merupakan data laporan ke World Health Organization (WHO).

"Ada (data). Yang saya umumkan itu sama dengan apa yang saya laporkan ke WHO," tegasnya.

Yuri juga menegaskan pemerintah akan transparan terkait data pasien Corona. Pemerintah berjanji tak akan menutupi data pasien Corona.(Detikcom/artikel asli)

from Berita Heboh https://ift.tt/2yup0dy
via IFTTT


loading...

Demikianlah Artikel Buka-bukaan IDI soal Angka Kematian Corona Dijawab Pemerintah

Sekianlah artikel Buka-bukaan IDI soal Angka Kematian Corona Dijawab Pemerintah kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Buka-bukaan IDI soal Angka Kematian Corona Dijawab Pemerintah dengan alamat link https://ifknews.blogspot.com/2020/04/buka-bukaan-idi-soal-angka-kematian.html

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Tidak ada komentar:

Posting Komentar