Judul : Meradang Soal Kebijakan Ekspor Benih Lobster, Susi Tulis Kalkulasi Keuntungan Tanpa Harus Ekspor
link : Meradang Soal Kebijakan Ekspor Benih Lobster, Susi Tulis Kalkulasi Keuntungan Tanpa Harus Ekspor
Meradang Soal Kebijakan Ekspor Benih Lobster, Susi Tulis Kalkulasi Keuntungan Tanpa Harus Ekspor
Beritaterheboh.com - Susi Pudjiastuti kembali meradang menanggapi sikap Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo yang berkukuh mengekspor benih lobster.
Susi malah balik mempertanyakan Indonesia yang harus memikirkan petambak lobster Vietnam "Sehingga kita harus ekspor bibit lobster ke Vietnam ??????Terlalu bodohkah saya untuk mengertikah maksud yg dibicarakan ? ????," kata Susi seperti dikutip dari akun Twitter-nya @susipudjiastuti, Sabtu, 14 Desember 2019.
Menteri Kelautan dan Perikanan pada Kabinet Indonesia Kerja ini mengatakan lobster tidak perlu ditambak. Yang diperlukan adalah mengatur dan menjaga ukuran tangkapnya.
Pasalnya, Susi melihat lobster di alam besar lebih cepat dan beranak pinak terus menerus berkelanjutan. "Akhirnya lobster akan terus ada dan banyak untuk kesejahteraan nelayan-nelayan penangkap," ujar Susi.
Pernyataan Susi menanggapi Menteri Edhy yang mengambil contoh budidaya lobster di Vietnam. Edhy menyebutkan budidaya lobster sudah dilakukan di negara-negara Asia, salah satunya Vietnam.
Di Vietnam, kata Edhy, benih lobster yang dibudidayakan bisa mencapai 70 persen. Namun pertumbuhan benih lobster untuk bertahan hidup tidak mencapai satu persen.
Oleh karena itu, Edhy menjanjikan bila budidaya lobster seperti di Vietnam berhasil diterapkan di Tanah Air, maka lobster yang telah berkembang biak dengan sempurna bakal dilepaskan. Dari semua yang dibudi daya, lima persennya kami kembalikan lagi ke alam sekitar umur 3 bulan, 4 bulan, bahkan 5 bulan. Nanti lima persennya kami kembalikan ke alam," ucapnya.
Sebelumnya Susi juga pernah mengkritik rencana Edhy Prabowo itu. Susi menuturkan harga seekor lobster dewasa sangat mahal. Misalnya satu kilogram biota laut yang siap santap dihargai tidak kurang dari Rp 800 ribu. "Bibitnya diambil dan dijual hanya dengan harga 30 ribu saja, berapa rugi kita," seperti dikutip dari postingan Instagramnya, Rabu lalu.
Susi mencontohkan mahalnya satu ekor lobster mutiara dewasa berbobot 400 gram, yakni bisa mencapai Rp 1 juta. Karena itu ia menyayangkan, biota laut jenis itu hanya dihargai Rp 300 ribu di negara Vietnam. "Kita jual ke vietnam hanya 300-350 ribu," ujarnya.
Penolakan ekspor benih lobster juga disuarakan oleh ekonom dari Universitas Indonesia, Faisal Basri. "Ekspor benih lobster dulu sudah dilarang. Sekarang mau dibuka. Sudah gila apa ini," ujar Faisal disambut gelak lirih para peserta diskusi, Selasa lalu.
Menurut Faisal, pembukaan kembali keran ekspor bayi lobster akan berpengaruh buruk, baik terhadap iklim dagang maupun lingkungan. Ia memandang kebijakan itu bakal memberi celah mafia untuk bergerilya.
Seumpama diberi keleluasaan untuk mengirimkan benih lobster ke luar negeri, Faisal memperkirakan mafia bakal bermunculan untuk meraup keuntungan besar. Sebab, harga beli benih lobster saat ini telah mencapai 5.000 yen per ekor.
Adapun terhadap lingkungan, ekspor benih lobster dikhawatirkan bakal menimbulkan eksploitasi besar-besaran. "Telur-telur lobster itu rusak. Dia enggak peduli laut kita rusak lagi," ucap Faisal Basri.
Edhy Prabowo mengklaim bahwa benih lobster apabila tidak dibesarkan atau dibudidaya, dia akan mati. Benarkah? https://t.co/EiYHugSoeU— kumparan (@kumparan) December 12, 2019
Benar ikan, lobster, udang di laut kalau tidak diambil oleh kita akan mati. Tapi pasti tidak semua lahir terus mati. Kitapun manusia juga akan mati. Tapi adlh Tugas mahluk ciptaan Tuhan untk meneruskan khittahnya berkembangbiak menjaga keberlanjutan jenisnya sebelum kematiannya.— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 15, 2019
Apakah kita harus memikirkan petambak lobster Vietnam ? ????Sehingga kita harus ekspor bibit lobster ke Vietnam ??????Terlalu bodohkah saya untuk mengertikah maksud yg dibicarakan ? ????🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 14, 2019
Tidak perlu ditambak, diatur dan dijaga ukuran tangkapnya .. di alam mereka besar lebih cepat dan beranak pianak terus menerus berkelanjutan. Akhirnya lobster akan terus ada dan banyak untk kesejahteraan nelayan2 penangkap 👍👍👍— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 14, 2019
1 backpack bibit lobster +_ min 8000ekor Rpnya sama dg 2 harley= 60 Brompton, kalau bibit ini tidak diambil, di laut & jadi besar nilai jd min. 20 harley = 600 brompton, tidak usah kasih makan, Tuhan yg memelihara, manusia bersabar,menjaga pengambilannya.Tuhan lipatkan gandakan— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 14, 2019
Nah tahukan sekarang ! Ongkos kirim saja dapat 1 sd 2 brompton 😀— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 15, 2019
Aduuhhh 🙈🙈🙈masa barter dg beras; Beras itu Rp 12.000 sd Rp 20.000 perkgnya sementara lobster Rp 300.000 sd Rp 5 Jt perkgnya ... 🙉🙉🙉🙈🙈🙈🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️🤦♀️saya menolak jd orang bodoh 👆👆👆👆👆👉👉👉👉— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 15, 2019
Lobster di foto ini: Lobster Mutiara, berat kira2..1,2kg sd 1,4 kg Harga per kg nya saat ini min Rp 5 jt. Bibitnya diambil dr Laut diekspor ke Vietnam per ekor cuma Rp 139.000. Bener kita harus ekspor bibitnya??Apa tidak lebih baik tunggu besar&jual dg harga lebih dr 30Xnya ??? pic.twitter.com/N2jLwUUssY— Susi Pudjiastuti (@susipudjiastuti) December 14, 2019
from Berita Heboh https://ift.tt/38G9yJd
via IFTTT
loading...
Demikianlah Artikel Meradang Soal Kebijakan Ekspor Benih Lobster, Susi Tulis Kalkulasi Keuntungan Tanpa Harus Ekspor
Sekianlah artikel Meradang Soal Kebijakan Ekspor Benih Lobster, Susi Tulis Kalkulasi Keuntungan Tanpa Harus Ekspor kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.
Anda sekarang membaca artikel Meradang Soal Kebijakan Ekspor Benih Lobster, Susi Tulis Kalkulasi Keuntungan Tanpa Harus Ekspor dengan alamat link https://ifknews.blogspot.com/2019/12/meradang-soal-kebijakan-ekspor-benih.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar