Quick count pilpres 2019: Joko Widodo sementara unggul atas Prabowo Subianto

15.41
Quick count pilpres 2019: Joko Widodo sementara unggul atas Prabowo Subianto - Hallo sahabat IFKNews, Pada Artikel yang anda baca kali ini dengan judul Quick count pilpres 2019: Joko Widodo sementara unggul atas Prabowo Subianto, kami telah mempersiapkan artikel ini dengan baik untuk anda baca dan ambil informasi didalamnya. mudah-mudahan isi postingan Artikel Pemilu Indonesia, Artikel Pilpres 2019, yang kami tulis ini dapat anda pahami. baiklah, selamat membaca.

Judul : Quick count pilpres 2019: Joko Widodo sementara unggul atas Prabowo Subianto
link : Quick count pilpres 2019: Joko Widodo sementara unggul atas Prabowo Subianto

Baca juga


Quick count pilpres 2019: Joko Widodo sementara unggul atas Prabowo Subianto

Capres petahana Joko Widodo dan Prabowo SubiantoQuick count pilpres diumumkan sejumlah lembaga survei dan hasil sementara menunjukkan calon presiden Joko Widodo-Ma'ruf Amin unggul dari Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.

Hasil Quick Count Presidensial

Terakhir diperbaharui pada 18 April 2019 18:51:53
Pasangan Joko Widodo
dan Ma'aruf Amin
Perolehan suara:
54.43%
Pasangan Prabowo Subianto
dan Sandiaga Uno
Perolehan suara:
45.57%
Sampel masuk: 99.95%


Komisi Pemilihan Umum, KPU, sendiri akan mengumumkan secara resmi real count pada 22 Mei setelah metode penghitungan berjenjang.
Tingkat partisipasi pemilih tahun ini mencapai lebih dari 80% meningkat dari 70% pada pemilu 2014.
Pemungutan suara dengan warga Indonesia yang memiliki hak pilih berjumlah sekitar 193 juta dilaksanakan di 809.500 tempat pemungutan suara (TPS). Setiap TPS melayani sekitar 200 hingga 300 orang pada saat hari pencoblosan, Rabu (17/04).
Jumlah pemilih di dalam negeri, menurut ketua Komisi Pemilihan Umum per tanggal 8 April lalu, mencapai 192.866.254, termasuk 2.086.285 pemilih di luar negeri. Bagi warga Indonesia yang tinggal di luar negeri, pemilihan umum berlangsung tanggal 8 -14 April.
Jumlah mereka yang punya hak pilih pada 2019 sekitar 193 juta, lebih banyak 2,4 juta orang dibandingkan pemilihan umum 2014.
Pada pemilu tahun 2014, jumlah TPS sekitar 500.000 dan setiap TPS melayani sekitar 400 pemilih.
Pada Juli, 2014, KPU menetapkan pasangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai peraih suara terbanyak Pemilu Presiden 2014.
Saat itu, Joko Widodo dan Jusuf Kalla memperoleh 70.997.85 suara atau 53,15%, selisih 8.421.389 suara dari pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa, yang meraih 62.576.444 suara atau 46,85%.
Pada Rabu (17/04), Indonesia menjalankan lima pemilihan umum secara bersamaan yaitu pemilihan presiden-wakil presiden, DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD kabupaten/kota. Setiap pemilih akan mendapat lima surat suara dengan warna berbeda.
Pada pemilu legislatif, sebanyak 575 orang anggota legislatif akan dipilih dari 16 partai peserta pemilu.

KPU umumkan real count pada 22 Mei


Pengamat: 'Jangan saling mengklaim telah menang'
Titi Anggraini, direktur Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem), mengatakan mestinya kedua capres tidak buru-buru mengeluarkan klaim kemenangan.
"Kedua capres seharusnya mengajak seluruh pendukung untuk mengawasi proses yang sedang berlangsung, hingga pada saatnya nanti (yaitu) rekapitulasi dan penetapan hasil di tingkat nasional oleh Komisi Pemilihan Umum," ujar Titi.
"Pernyataan bahwa 'saya sudah menang' atau 'saya sudah menjadi presiden' itu harus dihindari," katanya.
Sri Budi Eko Wardani, pengamat politik Universitas Indonesia, mengatakan mungkin ada situasi yang membuat Prabowo berbicara bahwa ia dan Sandi meraih setidaknya 60% suara.
"Harus dicermati pula, mungkin ini adalah keberlanjutan dari pernyataan yang disampaikan saat kampanye, misalnya tentang potensi kecurangan, tentang mereka yang tidak diuntungkan," kata pengamat yang biasa disapa Dani tersebut.
"Itu jargon yang disampaikan ... kita berharap pernyataan sudah menang tidak akan memicu gesekan baru di tingkat bawah," kata Dani.
Ia meminta dalam situasi saling klaim dan sejumlah lembaga mengeluarkan hasil quick count, KPU harus tampil, menyampaikan kepada rakyat di mana tahapan penghitungan resmi berada.
"Pernyataan bahwa hasil akan diumumkan pada 22 Mei saya kira tidak cukup," katanya.
Hamdi Muluk, Pengamat psikologi politik Universitas Indonesia, mengatakan klaim kemenangan bisa berdampak terhadap sikap para pendukung di tingkat akar rumput.
"Klaim menang (dari kubu Prabowo) bisa punya dampak ke bawah, para pengikutnya percaya bahwa mereka menang. Nanti, kalau misalnya KPU mengatakan bahwa Prabowo kalah, nanti berkembang narasi KPU curang," kata Hamdi.
"Ini berbahaya. Lebih baik serukan untuk menunggu hasil resmi dari KPU," katanya.

Ahmad Baihaqi menjelaskan wilayah kemenangan Jokowi-Ma'ruf hasil quick count Charta Politika ada di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Lampung.
 Calon presiden Prabowo Subianto di hadapan massa pendukungnya usai sejumlah lembaga survei mengumumkan hasil perhitungan cepatnya.
Calon presiden Prabowo Subianto di hadapan massa pendukungnya usai sejumlah lembaga survei mengumumkan hasil perhitungan cepatnya.
Hak atas foto ADEK BERRY/AFP
Mereka juga unggul di beberapa provinsi, seperti Papua, NTT, Bali, Kaltim, Sulut, Bengkulu.
Kubu Jokowi, menurutnya, juga menguasai suara di Kalimantan Utara dan Kalimantan Tengah.
Sementara Pasangan Prabowo Sandi masih menguasai antara Jawa Barat, Sumatera Utara, Banten, DKI, Riau, Kalimantan Barat, serta Sumatera Barat.
Kubu 02 juga menguasai Provinsi Nanggroe Aceh Darusalam, Kalimantan Selatan, Jambi, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Barat, Sumatera Selatan dan Sulawesi Tengah.
Tentang keunggulan Prabowo di Sulawesi Selatan, Ahmad Baihaqi berargumen: "Figur yang dilakukan oleh pasangan 01 ini, terkait wakil sudah tidak terlalu berpengaruh, Pak JK, kemudian masyarakat di sana cenderung beralih ke 02.
Untuk Banten, menurut Charta Politika, upaya yang dilakukan Jokowi Ma'ruf berulang kali tidak berpengaruh.
Hak atas foto Rizqullah Hamiid/NurPhoto via Getty Images
Image caption Seorang warga Yogyakarta memberikan suaranya di salah satu TPS, Rabu (17/04).
Di DKI selisih 01 dan 02 hanya tipis. Prabowo, kata Ahmad, tidak ada bisa menyerang basis lawan seperti di Jawa Tengah dan Jawa Timur, sementara Jokowi, mampu mencuri suara di basis Prabowo termasuk di Jawa Barat.
Charta Politika juga mencatat hasil pilpres versi Quick count 2019 tidak jauh berbeda dengan hasil resmi hitung suara Komisi Pemilihan Umum KPU lima tahun silam.
"Pemilih masing-masing calon sudah betul-betuk militansi, untuk 01 sekian dan 02 sekian, yang bisa diolah hanya menyeran basis lawan," tambah Ahmad, seperti dilaporkan wartawan Arin Swandari untuk BBC News Indonesia.

Kubu Jokowi berhasil gaet suara Prabowo?

Pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01, Joko Widodo dan Ma'ruf Amin, unggul dalam hitung cepat atau quick count lembaga survei Charta Politika dengan selisih sekitar 9% atas paslon nomor urut 02, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
Hingga pukul 17.00 WIB, dengan suara masuk mencapai 83,7%, pasangan Jokowi-Ma'ruf mendapatkan perolehan angka 54,33%. Sedangkan pasangan Prabowo-Sandiaga memperoleh 45,67%.
Menurut Charta Politika, angka ini diyakini tidak akan bergeser banyak hingga sampel suara quick count mencapai 100%, seperti dilaporkan wartawan Arin Swandari untuk BBC News Indonesia, Rabu (17/04).
Manajer riset Charta Politika Indonesia, Ahmad Baihaqi, mengatakan Jokowi unggul di 16 wilayah dan kalah di 18 wilayah.
"Salah satu keunggulan dari 01 ini adalah dia bisa menggaet suara-suara basis lawan, akan tetapi sebaliknya pasangan 02 ini tidak terlalu kuat untuk menarik suara dari basis 01," kata Ahmad.
Hak atas foto Ed Wray
Image caption Prabowo Subianto usai memberikan suara di TPS di dekat kediamannya di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Ahmad mencontohkan basis 01 di Jawa Tengah dan Jawa Timur yang tetap dikuasai 01.
Cara quick count yang dilakukan oleh Charta Politika secara acak dengan metode Stratified Cluster Sampling, dengan margin of error kurang lebih 1%. Untuk tingkat kepercayaan mencapai 99%.Dengan metode ini cara quick count Charta Politika dilakukan dengan menempatkan satu kontributor relawan untuk mencatat hasil pemilihan dan mengirimnya melalui aplikasi.
Satu relawan hanya ditugaskan di satu TPS yang sudah ditetapkan. Sampel yang diambil mencakup 2000 TPS.
Keunggulan sementara Joko Widodo-Ma'ruf Amin, seperti dilaporkan Kompas, juga didasarkan hasil hitung cepat tujuh lembaga lainnya, setidaknya sampai pukul 17.25 WIB:
  • Litbang Kompas data 76,75 persen Jokowi-Ma'ruf: 54,28 persen Prabowo-Sandiaga: 45,72 persen
  • Indobarometer data 75,42 persen Jokowi-Ma'ruf: 53,81 persen Prabowo-Sandiaga: 46,19 persen
  • Charta Politika data 85,9 persen Jokowi-Ma'ruf: 54,17 persen Prabowo-Sandiaga: 45,83 persen
  • Poltracking Indonesia data 81,35 persen Jokowi-Maruf: 54,87 persen Prabowo-Sandiaga: 45,13 persen
  • Indikator Politik Indonesia data 79,9 persen Jokowi-Maruf: 54,44 persen Prabowo-Sandiaga: 45,56 persen
  • SMRC data 82,19 Jokowi-Maruf: 54,92 persen Prabowo-Sandiaga: 45,08 persen
  • LSI Denny JA data 91,10 persen Jokowi-Maruf: 55,28 persen Prabowo-Sandiaga: 44,72 persen 8. CSIS dan Cyrus Network data 88,36 persen Jokowi-Maruf: 55,81 persen Prabowo-Sandiaga: 44,19 persen


loading...

Demikianlah Artikel Quick count pilpres 2019: Joko Widodo sementara unggul atas Prabowo Subianto

Sekianlah artikel Quick count pilpres 2019: Joko Widodo sementara unggul atas Prabowo Subianto kali ini, mudah-mudahan bisa memberi manfaat untuk anda semua. baiklah, sampai jumpa di postingan artikel lainnya.

Anda sekarang membaca artikel Quick count pilpres 2019: Joko Widodo sementara unggul atas Prabowo Subianto dengan alamat link https://ifknews.blogspot.com/2019/04/quick-count-pilpres-2019-joko-widodo.html

Artikel Terkait

Next Article
« Prev Post
Previous Article
Next Post »

Tidak ada komentar:

Posting Komentar